Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merancang langkah strategis untuk mendorong Indonesia menjadi pusat syariah dunia. Hal ini dibahas dalam pertemuan antara Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan perwakilan Harvest Advizor Financial Holdings serta Power Pro Pte Ltd di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2025).
Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU (Lakpesdam PBNU), Ufi Ulfiah, menyampaikan bahwa pertemuan ini menghasilkan pembentukan kelompok kerja teknis yang akan mengawal rencana besar tersebut.
"PBNU membentuk Technical Working Group semacam satu entitas yang terdiri dari PBNU sebagian organisasi masyarakat di Indonesia, kemudian Harvest Syariah Fund mereka adalah Advisor investment dalam syariah investment yang based di area kerjanya di berbagai negara, kemudian satu lagi yaitu ahli teknologi Power Pro yang tadi juga turut hadir," jelasnya seperti dikutip dari laman NU Online.
Menurut Ufi, Indonesia memiliki berbagai keunggulan yang mendukungnya menjadi pusat syariah global.
"Indonesia sebenarnya punya modal untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam pusat syariah dunia, karena populasi Muslim kita paling banyak di dunia, kemudian ulama di Indonesia juga sangat banyak dan memiliki keilmuan yang sangat-sangat memadai," paparnya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur keuangan syariah menjadi langkah utama dalam mewujudkan visi ini.
"PBNU ingin mulai mengembangkan visi ini melalui berbagai kemitraan strategis. Rencana besarnya adalah kita ingin membangun infrastruktur keuangan yang syar'i, harvest ini adalah institusi atau syariah advisor yang sudah memiliki portofolio mengelola dana-dana syariah dari berbagai negara tetapi dengan sistem syar'i," terangnya.
Managing Director Harvest Advisor Financial Holdings, Andrew Tan, menyampaikan dukungannya terhadap rencana besar PBNU.
"Kami ingin memperluas kerja sama dengan PBNU untuk bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat syariah dunia," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini diarahkan untuk membangun sistem keuangan syariah yang inklusif dan berstandar global.
"Di saat yang sama, kami mencoba menciptakan ekosistem yang lebih baik berdasarkan kriteria dan pedoman PBNU di Indonesia dan terhubung dengan seluruh dunia," ungkapnya.
​​​​​​​Andrew juga menjelaskan bahwa Harvest Advisor Financial Holdings adalah perusahaan pengelola dana yang berbasis di Singapura dan memiliki mitra strategis Harvest Fund Management di Tiongkok, salah satu perusahaan pengelola investasi terbesar di negara tersebut.
Â
Terpopuler
1
Jelang Konfercab Ke-3, Ketua Ranting NU Sidomulyo Sampaikan Harapan untuk NU Pangandaran
2
Perkuat Tata Kelola Organisasi, IPPNU Garut Gelar Pelatihan Administrasi Bersama Sekretaris Umum PP
3
Puncak Ibadah Haji Berakhir, Jamaah Mulai Dipulangkan ke Tanah Air pada 11 Juni 2025
4
Konferancab Fatayat NU Plered Tetapkan Elis Yuliawati sebagai Ketua Baru
5
Ketua PCNU Purwakarta Kenang Keteladanan Abah Cipulus dalam Haul Kelima
6
Sekretaris Pergunu Depok: Haji dan Kurban Jadi Barometer Keimanan dan Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua