• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Nasional

Kunjungi PBNU, Presiden Timor Leste Calonkan NU untuk Nobel Perdamaian Dunia 2022

Kunjungi PBNU, Presiden Timor Leste Calonkan NU untuk Nobel Perdamaian Dunia 2022
Kunjungi PBNU, Presiden Timor Leste Calonkan NU untuk Nobel Perdamaian Dunia 2022 (foto: NU Online)
Kunjungi PBNU, Presiden Timor Leste Calonkan NU untuk Nobel Perdamaian Dunia 2022 (foto: NU Online)

Jakarta, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan persahabatan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta. Kunjungannya tersebut disambut dan diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rabu (20/7/22) pukul 09.00 pagi. 

 

Presiden Ramos-Horta turut serta membawa delegasinya yakni Menteri Luar Negeri, Menteri Transportasi dan Komunikasi, serta Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia.


Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ramos Horta atas kesediannya berkunjung ke PBNU. “Saya berterima kasih kepada Presiden Ramos Horta atas kunjungannya ke PBNU,” ucapnya dalam Konferensi Pers di lantai 3 gedung PBNU, Rabu (20/7/22). 

 

Tokoh yang pernah menjabat sebagai Juru Bicara Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid itu mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan momen yang luar biasa.


“Semoga kunjungan ini dapat melekatkan hubungan kami dalam mensuport kegiatan kemanusiaan dan upaya perdamaian dunia,” harap kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah 56 tahun yang lalu itu.


Gus Yahya dan Presiden Ramos-Horta berdiskusi dengan terbuka dan bersahabat. Sejumlah agenda dibahas dalam diskusi di pertemuan tersebut, antara lain pencalonan NU untuk Nobel Perdamaian, kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan pengusulan NU menjadi anggota The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 

 

“Banyak sekali yang kami diskusikan, di antaranya agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan secara khusus beliau mencalonkan NU bersama dengan Muhammadiyah untuk mendapatkankan nobel perdamaian dunia,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di gedung PBNU, Rabu (20/7/22).


“Dan beliau juga mencalonkan kami untuk bergabung dengan UNESCO,” sambung dia.  

 

Gus Yahya mengapresiasi atas rencana pencalonan tersebut. Baginya, ini merupakan suatu kehormatan sekaligus momen yang luar biasa bagi NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.


“Seperti yang kita tahu, sebelumnya Presiden Ramos-Horta telah mencalonkan NU untuk nobel perdamaian di tahun lalu. Dan dia ingin mencalonkannya lagi. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kita semua,” ungkapnya. 


Sebelumnya, Presiden Ramos-Horta pernah mengajukan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih nobel perdamaian pada tahun 2019, namun gagal. Kali ini, ia kembali menominasikan dua organisasi ini dengan sedikit tekanan agar Komite Nobel membuka matanya pada Indonesia.


“Tahun ini, saya akan mengusulkan dua organisasi ini untuk penghargaan yang juga sangat prestisius, yakni Human Fraternity Award,” kata Presiden Ramos-Horta. 
Ramos-Horta meyakini karakter masyarakat muslim Indonesia yang moderat diwakili oleh NU dan Muhammadiyah. Keyakinannya kian mantab untuk mencalonkan NU dan Muhamamdiyah sebagai kandidat nobel perdamaian dunia tahun 2022 setelah dirinya bertemu Todung Mulya Lubis, aktivis Indosia sekaligus diplomat yang berkunjung ke Dili.


“Dua organisasi ini sangat layak mendapatkan nobel perdamaian. Saya melihat sejak dulu NU dan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dalam menyuarakan perdamaian,” jelas dia. 

 

Sebagai informasi, Human Fraternity Award, adalah sebuah penghargaan terbaru, baru dimulai tahun 2019. Award ini diadakan, dalam konteks kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab (UEA), ketika mengadakan konferensi International Religion for Peace. 

 

Ini pertama kalinya seorang Paus berkunjung ke semenanjung Arab. Paus pernah berkunjung ke Mesir dan Irak, tetapi semenanjung Arab, baru pertama kali terjadi pada tahun 2019.


Editor: Abdul Manap


Nasional Terbaru