• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Kabupaten Bogor

Lima Model Orang NU Menurut Kiai Manarul Hidayat Bogor

Lima Model Orang NU Menurut Kiai Manarul Hidayat Bogor
Kiai Manarul Hidayat, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah. (Foto: NUJO/Hakim)
Kiai Manarul Hidayat, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah. (Foto: NUJO/Hakim)

Bogor, NU Online Jabar 
Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Bogor mengadakan acara turun ke bawah menyapa masyarakat dengan program "Ngopi Bareng Kiai Manarul Hidayat".

 

Acara ngopi bareng Kiai Manarul ini menjadi salah satu agenda rutin bulanan pengurus cabang LTMNU Kabupaten Bogor yang sedianya memang keliling ke setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.

 

Acara yang bertempat di Aula Masjid Besar Al-Azhim Cigombong Kabupaten Bogor, Selasa (19/7) ini diawali dengan dzikir istighosah oleh KH Maryudi sekaligus pembacaan kitab Risalah Ahlussunah wal Jamaah karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, dihadiri oleh segenap jajaran MWCNU Cigombong, dan beberapa MWCNU sekitar bahkan hadir pula perwakilan dari MWCNU Cisaat Kabupaten Sukabumi.

 

"Ngopi bareng abi Manarul ini memang sudah berjalan dua tahun, keliling dari masjid ke masjid dan sudah dijadwalkan setiap Selasa malam awal bulan Masehi,” kata Ketua LTMNU Kabupaten Bogor, Kiai Sayadih dalam sambutannya.

 

Kiai Sayadih mengatakan program ini bertujuan untuk menyapa masyarakat bawah, sekaligus memperkuat ukhuwah di kalangan warga Nahdliyin antara NU kultural dan struktural.

 

Dalam kesempatan tersebut, KH Manarul Hidayat menyampaikan pesan untuk warga Nahdliyin yang hadir untuk berkhidmat di NU dengan niat memperbaiki diri.

 

"Ingat ya, niat masuk NU untuk memperbaiki diri, bukan sebaliknya, masuk NU untuk memperbaiki NU, itu salah besar, karena NU sudah benar dan besar,” tuturnya.

 

Dalam kesempatan itu, Kiai Manarul membagi perilaku orang ber-NU dalam lima model. Pertama, dia ber-NU tapi tidak tahu NU itu apa dan bagaimana, "Mereka amaliahnya NU, qunutan, wiridan, tahlilan, sholawatan, tapi ga ngerti NU. Golongan ini tidak masalah,” katanya. 

 

Kedua, dia ber-NU dan sedikit tahu soal apa dan bagaimana NU. Tetapi dia tidak peduli kepada NU. Bagi dia yang penting, mengamalkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) itu saja. Tapi dia tak mau tahu dengan urusan NU. “Untuk manusia NU model pertama dan kedua, tidak masalah dan bisa dimaklumi,” ucap Kiai Manarul.

 

Ketiga orang ber-NU dan pinter soal seluk beluk NU. Dia terus belajar soal NU seraya menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh NU, tapi tujuannya untuk mendapatkan jabatan tertentu di poisisi NU atau jabatan publik. Dia sekedar untuk mendapatkan materi atau dan ambisi politik.

 

“Nahdliyin yang seperti itulah, yang sangat bahaya. ber-NU hanya untuk kepentingan pribadinya,” katanya. 

 

Keempat adalah dia sesungguhnya tidak jelas ke-NU-annya tapi masuk ke NU untuk merusak NU dari dalam. Orang seperti ini pun harus diwaspadai dan berbahaya.

 

Kelima adalah orang ber-NU dengan tulus. Ia sungguh-sungguh bergabung dalam NU karena ingin berjuang bersama-sama para ulama dalam menegakkan Aswaja. Dia selalu bersemangat jika bekerja untuk NU, dan dengan niat tabarukan.

 

“Orang NU yang demikian maka dianggap sebagai santri KH Hasyim Asy’ari, Insyaallah semua yang hadir di sini termasuk golongan yang terakhir, aamiin,” pungkasnya seraya diaminkan oleh jamaah yang hadir.

 

Tampak hadir Ketua Pergunu Kabupaten Bogor KH Imron Rosyadi, Ketua Lembaga Falakiyah NU Bogor H Herman Sudrajat, tokoh NU Citayam Kiai Hasan Syadzili, Ketua Ranting NU Pabuaran H Abdul Kholil, MWCNU Cigombong Ustadz Afifuddin Sholeh, berikut juga tokoh aparatur pemerintah setempat, Camat, Kades dan Kapolsek hadir dalam kegiatan tersebut.

 

Pewarta: Abdul Hakim Hasan
Editor: Agung Gumelar


Kabupaten Bogor Terbaru