Harlah ke-101 NU Dibuka dengan Istighatsah, Gus Yahya: Perjuangan NU Selama-lamanya Sampai Hari Kiamat
Senin, 29 Januari 2024 | 06:30 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Nahdlatul Ulama (NU) memasuki usianya yang ke-101 pada hari Ahad, 28 Januari 2024, menurut penanggalan kalender hijriah. Peringatan Harlah Ke-101 NU ini diawali dengan pelaksanaan istighatsah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menjelaskan bahwa istighatsah ini memiliki makna sebagai penanda perjalanan panjang NU dalam upaya mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh umat.
"Dengan istighatsah ini, kita memberikan penanda untuk memperingati hari lahir NU yang ke-101 ini. Setelah ini, kita akan terus beristighatsah dengan berbagai cara demi kebaikan NU, Islam, negara Republik Indonesia, dan kemanusiaan secara keseluruhan," ujar Gus Yahya dalam sambutannya.
Gus Yahya menegaskan bahwa 101 tahun perjalanan NU mungkin terasa panjang, namun sebenarnya ini baru awal dari suatu perjuangan yang dijanjikan hingga hari kiamat.
"Perjuangan NU ini diinisiasi oleh semangat para pendiri Nahdlatul Ulama, para pemimpin NU, untuk berjuang bersama NU hingga akhir zaman, sampai hari kiamat," katanya dengan penuh keyakinan.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga menegaskan bahwa NU didirikan dengan niat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, dan setiap langkah yang diambil oleh organisasi ini selalu berlandaskan pada petunjuk-petunjuk agama.
"NU, sejak awal berdiri hingga saat ini, tidak pernah mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai agama, syariat, dan kebenaran menurut ajaran agama. Semua keputusan diambil dengan landasan agama yang kuat," tegasnya.
Sebagai informasi, istighatsah dalam rangka Harlah Ke-101 NU ini dipimpin oleh Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori dan ditutup dengan doa oleh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Setelah istighatsah, dilaksanakan pemotongan tumpeng oleh KH Miftachul Akhyar. Secara berurutan, potongan tumpeng yang pertama diserahkan untuk Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, lalu potongan kedua diserahkan kepada Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, dan potongan ketiga untuk Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran KH Mu'tashim Billah
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Kerja Sama NU dan ATR/BPN Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf di Jawa Barat
4
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
5
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
6
NU Depok Peduli Kembali Bergerak, Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Terkini
Lihat Semua