• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Nasional

Habib Husein Ja’far Al Hadar: Penting Membangun Metodologi Pribumisasi Islam 

Habib Husein Ja’far Al Hadar: Penting Membangun Metodologi Pribumisasi Islam 
Habib Husein Ja'far al Hadar (NU Online Jabar/Ilustrasi Foto: NU Online
Habib Husein Ja'far al Hadar (NU Online Jabar/Ilustrasi Foto: NU Online

Bekasi, NU Online Jabar
Gagasan Pribumisasi Islam sudah digaungkan Gus Dur sejak 1980-an. Namun gagasan ini selalu menimbulkan perdebatan terutama datang dari kalangan kanan dengan dituding, misalnya, sebagai bid’ah, sebagai Islam yang tidak genuine

Habib Husein Ja’far Al Hadar dalam Forum Isu Pribumisasi Islam melalui zoom meeting sebagai rangkaian acara TUNAS GUSDURian, Selasa (8-12), menyampaikan pentingnya membangun metodologi dalam konteks pribumisasi Islam, yaitu sebuah metodologi agar orang bisa tahu apa yang dimaksud pribumisasi dan bagaimana melihat isu terkait pribumisasi Islam.

``Saya rasa itu suatu hal yang sangat mendasar sekali dalam konteks pribumisasi Islam dan itu yang paling mendesak untuk dikonseptualisasikan saat ini. Kalau metodologi belum siap maka tidak akan ada tindak lanjut, itu PR besarnya,`` tegas Habib Husein.

Menurutnya, ada tantangan kampanye pribumisasi Islam terutama di kalangan milenial. Tantangan mengembangkan sebuah pemikiran adalah bagaimana mentransfer pemikiran pribumisasi Islam kepada generasi selanjutnya. Milenial adalah generasi yang tidak pernah bertemu Gus Dur atau bahkan tidak mengenal Gus Dur.

Di sinilah, Habib Husein melanjutkan, perlu strategi untuk kita masuk ke generasi milenial karena mentransfer gagasan pribumisasi Islam sebagai bagian integral dari Islam Indonesia itu penting sekali. 

Keislaman dan kebudayaan harus dipilah tetapi tidak saling bersebrangan. Gejala yang menguat saat ini adalah menjadikan budaya Arab sebagai identitas Islam dan ini terlanjur menjadi populer. Pribumisasi Islam harus masuk pada gaya dan cara berpikir milenial agar gagasan pribumisasi Islam sampai.

“Pribumisasi tidak mesti dengan kearifan lokal daerah tetapi kearifan lokal zaman, pergerakan zaman. Generasi milenial sudah memilenialkan Islamnya sedemikian jauh, tinggal kemudian chord-nya yang tidak sesuai, berbeda dari chord yang kita inginkan. Artinya kesadaran sudah ada di benak kita, tinggal bagaimana menaikkan ke permukaan,`` ujarnya.

“Tantangan kita adalah hadir di tengah–tengah mereka dengan memberikan masukan baru. Bukan hanya mengklarifikasi atau membangun kontra narasi atas mereka yang berseberangan dengan kita. Tapi mengajarkan pribumisasi islam sebagai satu metodologi kepada generasi milenial, `` tutup penulis buku Tuhan ada di hatimu tersebut.

Pewarta: Reesti MPPS
Editor: Muhyiddin

 


Editor:

Nasional Terbaru