Oleh Soni (Bebek) Sonjaya
Hari ini nampak Syueb rada gelisah. Rupanya ia naksir salah satu santriwati yang ada di pondok. Namun aturan di pesantren sangat jelas tidak ada yang namanya pacaran.
Syueb berpikir harus bertemu Pak Kiai untuk harus bertemu Pak Kiai untuk menyelesaikan perkara hatinya.
“Assalamualaikum... Pak Kiai,” sapa Syueb sambil mengetuk pintu rumah besar milik Pak Kiai.
“Ada ap, Eb?” tanya Pak Kiai ini
“Kiai, aku sedang gelisah, tampaknya saya jatuh cinta pada santriwati.”
Pak Kiai tersenyum sambi mengusap Syueb.
“Eb, jatuh cinta adalah masalah normal dan wajar selama kamu tanggung jawab saja.”
“Maksudnya gimana, Kiai?” tanya Syueb.
“Maksudnya, ketika kamu jatuh cinta kamu harus tanggung jawab pada perasaanmu sendiri. Kamu harus siap dengan segala risikonya, termasuk kamu harus siap jika cintamu ditolak,” jelas kiai.
“Supaya tidak ditolak gimana caranya, Kiai?” tanya Syueb.
“Gampang,” jawab kiai, “bukankah ada Allah yang selalu mencintai kita, selalu sayang pada makhluk-Nya. Kamu cukup minta saja pada Maha Pencipta,” jelasnya lagi.
Syueb nampak pusing kepalanya. Lantas pamitan pulang.
“Saya pamit ya, Kiai. Saya ga ngerti. Saya milih enggak jadi jatu cinta saja.”
Penulis adalah staf pengajar Fikom UNINUS
Terpopuler
1
Ranting NU Margajaya Gelar Lailatul Ijtima, Perkuat Khidmat Kader NU Kota Bogor
2
Model MANIS, Jawaban atas Tantangan Pendidikan Karakter Masa Kini
3
Pesantren Ketitang Cirebon Jadi Teladan Kemandirian, Kemenag Beri Apresiasi
4
Dari Pawai Obor hingga Santunan Yatim Jadi Cara IKRIMA Meriahkan Pekan Muharram 1447 H di Griya Citayem Permai
5
PCNU Kota Bandung Konsolidasi Kader Penggerak, Perkuat Aswaja dan Optimalisasi Potensi Bangun Kemandirian Jam'iyah dan Jamaah
6
Ketua MWCNU Cinere Tutup Raker PRNU Pangkalan Jati: NU Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Terkini
Lihat Semua