Kota Tasikmalaya

Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Jelang Harlah Muslimat NU ke-79: Kajian Langka Tafsir Al Jailani di Ponpes Cipasung

Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:15 WIB

Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Jelang Harlah Muslimat NU ke-79: Kajian Langka Tafsir Al Jailani di Ponpes Cipasung

Syeikh Assayyid Muhammad Fadhil Al Jailani. (Foto: NU Online Jabar)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Momentum Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW menjadi lebih istimewa tahun ini bagi Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Pasalnya, dalam rangkaian peringatan tersebut sekaligus menyambut Harlah Muslimat NU ke-79, Muslimat NU Jawa Barat menghadirkan Ketua Umum Muslimat, Khofifah Indar Parawansa, dan juga menghadirkan kajian spesial bersama tokoh dunia, Syeikh Assayyid Muhammad Fadhil Al Jailani, yang mengupas Tafsir Al Jailani.


Acara ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Muslimat NU Jawa Barat, tetapi juga momen langka yang menyedot perhatian umat Islam. Mengingat Syeikh Fadhil, seorang ulama besar yang diakui secara internasional, sangat jarang memberikan kajian secara langsung, apalagi mengenai karya agung Tafsir Al Jailani, manuskrip monumental yang ditemukan setelah terpendam selama 800 tahun di Perpustakaan Vatikan.


Menurut Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Syeikh Fadhil adalah cendekiawan luar biasa yang telah mengabdikan lebih dari tiga dekade hidupnya untuk menemukan dan mentahqiq Tafsir Al Jailani. Karya monumental ini merupakan tafsir 30 jilid karya Sulthanul Awliya, Syekh Abdul Qodir Al Jailani, yang diklaim tidak ada tandingannya di dunia.


“Selama 30 tahun, Syeikh Fadhil mencari tafsir ini dari satu perpustakaan ke perpustakaan lain hingga akhirnya menemukannya di Vatikan. Ia kemudian mengkaji, meneliti, dan mentahqiqnya dengan teliti. Kini, Tafsir Al Jailani telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, sehingga umat Islam di berbagai penjuru dunia dapat merasakan kekayaannya,” ujar Khofifah, Jumat (3/1/2025).


Dalam kajiannya, Syeikh Fadhil mengungkap keunggulan Tafsir Al Jailani yang membedakannya dari tafsir lainnya. Salah satu poin yang menarik adalah penafsiran surat Al-Fatihah. Jika mayoritas tafsir menafsirkan Maghdub sebagai kaum Yahudi dan Dhallin sebagai kaum Nasrani, Tafsir Al Jailani memperluas pemahaman ini.


“Syekh Abdul Qodir Al Jailani menafsirkan Maghdub mencakup penyembah benda mati seperti api dan pohon (Majusi), sedangkan Dhallin mencakup manusia yang diperdaya oleh dunia dan hawa nafsu,” jelasnya. 


Lebih lanjut, tafsir ini menggunakan metode tafsir bil-Quran, tafsir bil-hadits, dan pendekatan unik berdasarkan ajaran Ali bin Abi Thalib, kakek dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Bahkan, setiap Bismillah dalam awal surat diberi penafsiran khusus yang menggambarkan kandungan surat tersebut, sebuah pendekatan yang baru ditemukan dalam Tafsir Al Jailani.


Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan perjuangannya untuk menghadirkan Syeikh Fadhil ke Indonesia. Mulai dari sowan ke kediamannya, di Turki hingga bertemu di Mekkah pada musim haji 2023, Khofifah berkali-kali meminta Syeikh Fadhil untuk mengajarkan Tafsir Al Jailani. Meskipun sebelumnya beliau enggan, akhirnya Syeikh Fadhil mendirikan Majelis Tafsir Al Jailani di Jakarta, meski sebagian besar kajiannya dilakukan secara daring.


Namun, kali ini adalah momen istimewa. Kehadiran langsung Syeikh Fadhil di Cipasung untuk memberikan kajian adalah kebanggaan luar biasa bagi Muslimat NU Jawa Barat. “Semoga kajian ini membawa keberkahan bagi kita semua,” harap Khofifah.


Dalam rangkaian acara yang penuh makna ini, Khofifah Indar Parawansa, bersama jajaran Pengurus PW, PC Muslimat NU Jawabarat juga memberikan santunan kepada anak yatim. Langkah ini menjadi bukti nyata kepedulian Muslimat NU terhadap sesama, khususnya mereka yang membutuhkan. Aksi ini semakin menambah makna acara, mengingat momentum Isra Mi’raj adalah waktu yang tepat untuk berbagi kasih dan rahmat.


Acara ini bukan hanya kesempatan langka, tetapi juga upaya untuk menanamkan kembali semangat keilmuan Islam di tengah masyarakat. Dengan tersedianya tafsir ini dalam berbagai bahasa, umat Islam di seluruh dunia dapat mendalami warisan ilmu dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani. 


Peringatan Isra Miraj dan Jelang Harlah Muslimat NU ke-79 ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menghidupkan tradisi kajian tafsir yang mendalam dan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. 


Kontributor: Akmal Auri