Kota Bandung

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, Gusdurian Bandung Gelar Halaqoh Pemuda Nusantara 

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, Gusdurian Bandung Gelar Halaqoh Pemuda Nusantara 

Halaqoh Pemuda Nusantara di Aula Pondok Pesantren At-Tamur, Cileunyi, pada Jum'at (25/10). (Foto: Dok. Pribadi)

Bandung, NU Online Jabar
Dalam rangka merefleksikan Hari Santri Nasional 2024 sekaligus menyambut Hari Sumah Pemuda, Gusdurian Bandung menyajikan Halaqoh Pemuda Nusantara di Aula Pondok Pesantren At-Tamur, Cileunyi, pada Jum'at (25/10)


Peran pemuda dan juga santri menjadi tonggak awal perjuangan bangsa dalam meletakan pondasi bernegara yang dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI hari ini. 


"Dilatarbelakangi oleh semua perbedaan yang ada, Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga persatuan dan perdamaian nasional serta mengesampingkan kepentingan golongan," kata Ucep Amstrong, salah satu penggerak Gusdurian Bandung dalam press realesnya kepada Radar Jabar, Ahad (27/10).


Kondisi tersebut, kata dia, menjadi tonggak awal hadirnya sumpah pemuda pada 96 tahun yang lalu. Ucep juga menyebut, selain 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda (bagi kalangan nasionalis), terdapat pula peringatan perjuangan merebut kemerdekaan yang dimotori oleh kalangan santri dengan hadirnya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional.


"Dalam rangka memperingati hari santri nasional, kalangan santri merefleksikan dalam banyak kegiatan, seperti lomba masak nasi liwet ala santri atau bahkan dengan lomba-lomba bernuansa keIslaman lainnya. Begitu pula dalam peringatan sumpah pemuda, terdapat banyak kegiatan yang merefleksikan peringatan tersebut sebagai peringatan yang bernilai sejarah sangat tinggi," tutur Mahasiswa Pascasarajana UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu


Dalam agenda refleksi Hari Santri Nasional serta Menyambut Hari Sumpah Pemuda, Gusdurian Bandung memperingatinya dengan Halaqoh Pemuda Nusantara. 


"Tentunya hal ini menjadi suatu hal yang positif karena selain sebagai peringatan peristiwa sejarah, tentunya menjadi sebuah peringatan untuk para muda mudi dan kaum santri supaya lebih bisa menjadi persatuan dan kesatuan bangsa serta menjaga nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh Alm. KH Abdurahman Wahid (Gus Dur)," sambung Ucep.


"Muda mudi dan kalangan santri diharapkan bisa menjadi garda terdepan menjaga nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai toleransi untuk menjaga keharmonisan dalam nuansa kebangsaan," tambahnya.


Halaqoh Pemuda Nusantara tersebut, Gusdurian Bandung bermitra dengan sejumlah organisasi kedaerahan. Hal ini dilakukan sebagai simbol dari Sumpah pemuda dan organisasi Keislaman yang menjadi disimbolkan oleh kalangan Santri.


Dalam agenda yang diisi dengan dialog kebangsaan yakni diskusi panel oleh para akademisi, tokoh agama, cendikiawan, serta tokoh pemuda ini, menyikapi terkait problem generasi muda yang kurang bijak dalam menghadapi perkembangan zaman, terutama menghadapi kemajuan teknologi yang sangat pesat. 


"Perkembangan dunia digital tentunya memiliki banyak permasalahan yang ada kaitannya dengan cita-cita persatuan serta etika kehidupan berbangsa. Dengan hadirnya teknologi digital terutama gadget, masyarakat semakin apatis terhadap lingkungan sekitar dan justru sampai saling menghujat satu sama lain melalui gadget tersebut," tandas Ucep.


Sementara itu, Koordinator Gusdurian Bandung, Jamiludin mengatakan dari Halaqoh tersebut pihaknya memiliki harapan yakni untuk memperkuat kebhinekaan dalam bingkai ukhuwah atau persaudaraan.


"Kegiatan ini sangat diharapkan akan menjadi penguat pondasi kebangsaan untuk mendorong pemuda dan santri ikut serta mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi sebagaimana cita-cita almarhum Gusdur berdasarkan nilai Pancasila dan spiritualitas (keislaman)," tutur Jamiludin.