• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Kota Bandung

Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat Menurut Ahli Hadist, Fuqoha dan Kaum Sufi

Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat Menurut Ahli Hadist, Fuqoha dan Kaum Sufi
Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat Menurut Ahli Hadist, Fuqoha dan Kaum Sufi. (Foto: NU Online Jabar)
Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat Menurut Ahli Hadist, Fuqoha dan Kaum Sufi. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar

Pengurus Wilayah Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulamq (PW LTN NU) Jawa Barat mengadakan acara bedah Buku Tarawih 20 Rakaat pada Jum'at ( 17/3/2023). Acara yang terpusat di Kota Bandung Jawa Barat ini digelar dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H.


Panitia dalam kesempatan tersebut  mendatangkan dua pakar Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yaitu Prof. Dr. KH. Rosihan Anwar, dan Prof. Dr. KH. Ajid Thohir untuk membedah Buku Tarawih karya Harry Yuniardi, M.Ag.


Ketua PW LTN NU Jabar Kiai Zaenudin menyampaikan, tujuan bedah buku ini adalah  untuk membangun gerakan literasi. "Gerakan Literasi sudah sejak lama dilakukan secara digital, khususnya oleh seluruh Pengurus LTN NU Jawa Barat, di antara karyanya telah tersebar di Website, Halaman Facebook, YouTube dan Tiktok,” kata kiai Zae.


Acara ini mendapat apresiasi langsung dari ketua PWNU Jabar KH Juhadi Muhammad. Ia mengatakan, LTN NU harus bekerjasama dengan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Jawa Barat untuk membukukan hasil Bahtsul Masail yang aktual memberikan manfaat tidak hanya bagi warga NU saja nantinya.


“Khazanah tokoh NU Jawa Barat juga perlu diteliti dan dibukukan. Pengurus LTN NU Jawa Barat harus aktif berkarya, meneliti dan menulis serta menyebarkan Khazanah pemikiran Tokoh NU, hal itu akan memberikan manfaat tak hanya bagi Jawa barat tapi untuk Indonesia dan dunia,” tegas kiai alumnis Pesantren Lirboyo ini. 


Sementara itu, penulis buku Tarawih 20 Rakaat  Harry Yuniardi menjelaskan bahwa masalah tarawih amaliyah sederhana tapi kompleks. 


“Ya Tarawih merupakan persoalan sederhana yang seharusnya tidak perlu dibahas. Tapi, banyak masyarakat membutuhkan kejelasan tentang dalil tarawih 20 rakaat," lugas kiai yang tengah menempuh pendidikan Doktoral ini.


Pembicara kedua, Prof. Dr. KH. Rosihon Anwar mengatakan, bedah buku merupakan tradisi yang harus diselenggarakan dalam menjawab berbagai persoalan.


"Pertama tradisi NU itu tradisi berpikir dan berpendapat jadi banyak hal yang harus disampaikan, kedua saya memberikan apresiasi yang telah menyelenggarakan tradisi bagus ini dan harus dilanjutkan,” kata kiai asal Cirebon ini.


Ketiga Profesor Rosihon memberikan apresiasi terhadap kang Harry selaku penulis. "Kang Harry bukan memunculkan ikhtilafiah tapi Penekanan kang Hary dalam konteks mengajarkan, bahwa dalam menghadapi perbedaan pendapat harus Arif dan bijak tak asal menyalahkan dan membid'ahkan," tutur kiai Rosihon yang juga dikenal sebagai ahli Qur'an dan Hadis. 


Pembicara ketiga diampu oleh Prof. Dr. KH. Ajid Thohir, dirinya membedah buku dari sisi historis dan kacamata sufistik. 


"Ibadah tarawih 20 rakaat adalah garis tengah atau wasatiyahnya, Abu Dzar Al Ghifari meriwayatkan bahwa Rasul Saw di malam - malam Ramadhan sejak malam melakukan ibadah hingga waktu sahur, artinya ibadah Rasul mungkin lebih dari 20 rakaat," ujarnya.


Dirinya melanjutkan bahwa nampak ada perbedaan terkait jumlah rakaat tarawih yang sarat khazanah keilmuan. "Perbedaan selalu ada, tapi intinya substansi ibadah dalam rangka mendorong kita untuk dekat kepada Allah Swt, Syeikh Junaid al-Baghdadi berpendapat bahwa substansi ibadahnya bagaimana sebanyak mungkin kita sujud di hadapan Allah Swt, berarti tambah rakaatnya tak cukup tarawih 20 rakaat tapi ada tambahan, jika bisa ratusan sujud maka  semakin baik,” terang kiai ahli tasawuf yang juga aktif sebagai Tokoh Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya.


Bedah buku penuh berkah dipenuhi beragam pendapat luar biasa ini disiarkan secara zooming dihadiri oleh berbagai kalangan secara online, disebarkan juga melalui kanal YouTube LTNNU Jabar Channel. Kiai Izet Abu Dzar dari Banjaran menutup kegiatan dengan doa penuh khidmat.


Pewarta: Abdul
Editor: Agung


Kota Bandung Terbaru