Khutbah Jumat Singkat: Hikmah Dibalik Pelaksanaan Ibadah Haji dan Kurban di Bulan Dzulhijjah
Kamis, 12 Juni 2025 | 07:56 WIB
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ ٣
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt, sudah sepantasnya kita memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Diantara berbagai macam cara untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan yang hanya bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah antara lain yakni dengan melaksanakan ibadah haji dan kurban.
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu diantara empat bulan dalam kalender hijriyah yang dimuliakan selain Dzulqa'dah, Muharram dan Rajab. Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 36 Allah Swt berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.” (QS At-Taubah: 36).
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Di bulan Dzulhijjah, ada dua ibadah yang sangat identik dan tidak terpisahkan, yakni melaksanakan ibadah haji dan kurban. Selain sebagai syariat yang telah digariskan dalam agama Islam, kedua ibadah tersebut tentu memiliki hikmah yang mendalam untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kita dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT yang mengandung nilai-nilai penghambaan total, pengorbanan, dan keikhlasan.
Dalam ibadah haji kita harus meninggalkan kenyamanan hidup, mengeluarkan biaya yang tak sedikit, menempuh perjalanan jauh, dan menjalankan serangkaian manasik dan amalan yang melatih kesabaran, disiplin, serta tunduk sepenuhnya pada perintah Allah. Dalam Kitab I‘anatut Thalibin juz II, halaman 310 sahabat Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa tidak ada satupun rangkaian manasik haji kecuali di dalamnya mengandung hikmah luar biasa, nikmat yang melimpah, dan rahasia yang tidak cukup diungkapkan oleh kata-kata.
Seperti saat kita harus memakai pakaian ihram, yakni dua lembar kain putih yang mirip dengan kondisi kita saat meninggalkan dunia ini dan berkumpul pada hari hisab. Dalam haji kita juga diwajibkan melaksanakan puncak ibadah haji yakni Wukuf di Arafah. Wukuf merupakan simbol yang mengingatkan kita pada saat esok akan dikumpulkan semua di Padang Mahsyar dan harus mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita di dunia. Pada saat itu kita tidak bisa berbohong sebagaimana disebutkan dalam surat Yasin ayat 65:
اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ٦٥
Artinya: “Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Rukun lain yang harus kita lakukan saat berhaji adalah melakukan Thawaf yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali yang merupakan simbol penyatuan diri kita kepada Allah pada satu titik dan orbit dengan menyingkirkan pusat ego masing-masing.
Selanjutnya ibadah Sa’i yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa dan Marwa juga memberikan gambaran hikmah bahwa Sa’i bukan sekadar berlari secara fisik. Ia adalah zikir yang berjalan, doa yang bergerak, dan cermin dari perjuangan manusia yang paling hakiki: mencari harapan ketika tak ada jalan yang terlihat dan pertolongan Allah kadang hadir dari arah yang tak disangka.
Ibadah haji ditutup dengan Tahalul yakni mencukur rambut sebagai simbol membersihkan diri dari kotoran dan dosa seraya berharap Allah mencatat semua ibadah sebagai pahala, melipatgandakan ganjaran, melindunginya dari neraka dan menjadikan setiap helai rambutnya yang dicukur sebagai cahaya, dan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan jika disebutkan bahwa haji adalah peradaban ibadah yang membentuk manusia menjadi makhluk yang ta’abbudī (hamba yang tunduk) dan ta’adubī (manusia yang beradab). Maka Rasulullah pun mengungkapkan pahala ibadah haji dalam salah satu haditsnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang berhaji lalu ia tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Tirmidzi).
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Sementara ibadah kurban juga memiliki hikmah mendalam saat kita bisa melakukannya. Ibadah ini menuntut keikhlasan dalam memberikan sesuatu yang dicintai (hewan ternak terbaik) demi menjalankan perintah-Nya, meneladani keimanan Nabi Ibrahim dan ketaatan Nabi Ismail kepada Allah. Kurban menyadarkan kita akan hakikat kehidupan, memperkuat hubungan vertikal dengan Allah, dan menumbuhkan empati horizontal serta solidaritas sosial sebagai wujud keimanan yang sejati.
Dalam Kitab Tafsiru Ayatil Ahkam minal Qur’an juz I, halaman 504 disebutkan bahwa ibadah kurban juga merupakan bentuk syiar agama Allah. Kurban juga merupakan upaya kita mendekatkan diri kepada Allah untuk meraih ampunan dan ridha-Nya. Pemotongan hewan kurban menjadi sarana kaffarah atau penebusan dosa serta kekhilafan yang kita lakukan. Kurban juga mengajarkan kepada kita untuk membiasakan diri ikhlas dalam ucapan dan amal perbuatan dengan mengeluarkan harta kita dan diberikan pada orang lain. Kurban mengajarkan kita untuk berkorban dengan harta yang pada hakikatnya bukanlah milik kita.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan dua ibadah ini di bulan Dzulhijjah. Semoga kita tergolong orang-orang yang dekat dengan Allah dan mampu mengambil hikmah mendalam dari ibadah haji dan kurban. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ
إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ، يٰۤـاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penulis: H Muhammad Faizin
Sumber: NU Online
Terpopuler
1
Jelang Konfercab Ke-3, Ketua Ranting NU Sidomulyo Sampaikan Harapan untuk NU Pangandaran
2
Khutbah Jumat Singkat: Hikmah Dibalik Pelaksanaan Ibadah Haji dan Kurban di Bulan Dzulhijjah
3
Perkuat Tata Kelola Organisasi, IPPNU Garut Gelar Pelatihan Administrasi Bersama Sekretaris Umum PP
4
Puncak Ibadah Haji Berakhir, Jamaah Mulai Dipulangkan ke Tanah Air pada 11 Juni 2025
5
Hari ke-42 Operasional Haji 2025, 235 Jamaah Dilaporkan Meninggal Dunia
6
Haul ke-96 Eyang Santri, Ulama dan Negarawan dari Trah Mangkunegaran, Digelar di Puncak Gunung Salak
Terkini
Lihat Semua