• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

PWNU

Manuskrip dari Ciamis: Salinan Kitab al-Minah al-Saniyyah Karya Syaikh ‘Abd al-Wahhab al-Sya’rani

Manuskrip dari Ciamis: Salinan Kitab al-Minah al-Saniyyah Karya Syaikh ‘Abd al-Wahhab al-Sya’rani
Jilid Kitab al-Minah al-Saniyyah Karya Syaikh ‘Abd al-Wahhab al-Sya’rani
Jilid Kitab al-Minah al-Saniyyah Karya Syaikh ‘Abd al-Wahhab al-Sya’rani

Oleh A. Ginanjar Sya’ban
 

Di antara karya keislaman klasik yang populer dipelajari di pelbagai institusi pendidikan Islam tradisional di Nusantara adalah kitab “al-Minah al-Saniyyah ‘alâ al-Washiyyah al-Matbûliyyah”. Kitab tersebut merupakan karya Syaikh ‘Abd al-Wahhâb al-Sya’rânî (1493-1565 M), seorang ulama besar dunia Islam asal Mesir yang hidup di abad ke-16 M. 

Kitab “al-Minah al-Saniyyah” berisi kajian dalam bidang ilmu tasawuf, sekaligus merupakan penjelasan (syarah) atas teks kitab “al-Washiyyah al-Matbûliyyah” karya Syaikh Abû Ishâq Ibrâhîm al-Matbûlî (w. 1473 M). Dalam karya tersebut, dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang penempuh jalan spiritual (sâlik) agar dapat sampai pada maqam “wushûl” kepada Allah SWT.

Yang hendak kita perbincangkan pada setakat warkat ini adalah perihal keberadaan manuskrip salinan dari kitab “al-Minah al-Saniyyah” tersebut. Manuskrip salinan ini diusahakan oleh seorang ulama Nusantara yang bernama Haji Muhammad Hasan Ya’qûb al-Jâwî pada akhir abad ke-19 M. Proses penyalinnnya dimulai pada 3 Rabi’ul Awwal 1302 Hijri/21 Desember 1884 Masehi dan selesai empat hari kemudian (7 Rabi’ul Awwal 1302 H/25 Desember 1884 M).

Tertulis pada halaman judul manuskrip:


كتاب المنح السنية على الوصية المتبولية تأليف قطب الواصلين العارف بالله تعالى سيدي عبد الوهاب الشعراني رضي الله تعالى عنه ونفعنا به وبعلومه آمين

(Kitab “al-Minah al-Saniyyah ‘alâ al-Washiyyah al-Matbûliyyah” karya seorang kutub orang-orang yang telah sampai kepada Allah, yang Arif Billah Ta’ala, Tuan ‘Abd al-Wahhâb al-Sya’rânî, semoga Allah meridainya dan memberikan kita semua kemanfaatan dengan ilmu-ilmunya. Amin)

أول كتابة هذا الكتاب من يوم السبت 3 شهر ربيع الأول من هجرة النبي صلى الله عليه وسلم في سنة الزاء 1302
كتبه عن يدي محمد حسن الجاوي

 

(Permulaan menyalin kitab ini adalah dari hari Sabtu, tanggal 3 bulan Rabi’ul Awwal dari tahun hijrah Nabi SAW 1302 atau tahun Ze. Disalin oleh Muhammad Hasan al-Jâwî)

Sementara itu, keterangan diselesaikannya proses penyalinan manuskrip kitab ini tertulis sebagai berikut:


وكان الفراغ من نسخة هذا الكتاب في يوم الخميس في وقت العصر هلال 7 شهر ربيع الأول في سنة الزاء 1302
كتبه عن يدي (الحاح محمد حسن يعقوب)

 

(Selesai menyalin naskah kitab ini pada hari Kamis di waktu asar, hilal [tanggal] 7 bulan Rabi’ul Awwal tahun Ze sanat 1302 [hijri]. Disalin oleh Haji Muhammad Hasan Ya’qub)

Dalam melakukan proses penyalinan karya ini, Haji Muhammad Hasan b. Ya’qûb al-Jâwî, tampaknya berpedoman dan merujuk kepada naskah versi cetakan yang diusahakan oleh al-Mathba’ah al-Mîriyyah yang berbasis di kota suci Makkah (dengan tahun cetak 1301 H/1883 M). Tertulis di sana:

طبع في المطبعة الميرية الكائنة بمكة المحمية سنة 1301
 

(Dicetak oleh al-Mathba’ah al-Mîriyyah al-Kâ’inah bi Makkah al-Mahmiyyah tahun 1301)

Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang menarik dalam amatan kajian filologi, di mana didapati sebuah naskah cetak (mathbû’) dijadikan sebagai rujukan untuk sebuah naskah salinan tulis tangan (makhthûth/manuskrip). Padahal yang galib dan umum terjadi adalah sebaliknya, di mana naskah versi cetakan (mathbû’) diupayakan dengan berlandaskan pada naskah versi tulis tangan (makhthûth/manuskrip), setelah terlebih dahulu dilakukan proses verifikasi, kiritik dan suntingan teks (tahqîq).

* * * * *
Saat ini, keberadaan naskah salinan kitab “al-Minah al-Saniyyah” ini tersimpan di Ciamis, Jawa Barat. Naskah tersebut juga telah didigitalisasi oleh Lektur Kementrian Agama RI dan diidentifikasi dengan nomor kode LKK_CIAMIS2013_MLM10, serta dapat diakses melalui tautan https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-ciamis2013-mlm10.html 

Selain memuat teks “al-Minah al-Saniyyah”, naskah bernomor kode LKK_CIAMIS2013_MLM10 juga memuat beberapa teks lainnya, seperti “Fawâ’id Multaqithah” karya Habib ‘Abdullâh b. ‘Alwî al-Haddâd, teks berisi shalawat, hizib, do’a-do’a, dan lain-lain. Jumlah keseluruhan halaman naskah adalah 201 halaman. Sementara jumlah halaman teks (salinan) “al-Minah al-Saniyyah” adalah 27 halaman.

Di samping itu, hal menarik lainnya yang terdapat dalam manuskrip salinan “al-Minah al-Saniyyah” ini adalah keberadaan parateks (al-taqyîdât) yang terdapat di dalamnya, seperti catatan riwayat kepemilikan naskah yang berpindah-pindah dari satu pihak ke pihak lain.

Misalnya, pada parateks yang terdapat pada halaman 3 dari naskah, terdapat catatan keterangan seseorang yang bernama Haji Muhammad Muhthor yang bermukim di Desa Tigaherang, Distrik Rancah, Kabupaten Galuh sekira tahun 1327 H/1909 M. Disebutnya penamaan “Kapubaten Galuh” merujuk pada era sebelum “Kabupaten Ciamis”. Dahulu, wilayah “Ciamis” bernama “Galuh”. Penamaan “Kabupaten Ciamis” baru dimulai sejak tahun 1916 M. Selain itu, Desa Tigaherang sendiri saat ini masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Rajadesa, bukan lagi wilayah Kecamatan Rancah. Tertulis di sana (4/201) dalam bahasa Jawa Pegon:

كيت وقت لوڠا سكول مارڠ سولو ڠرن ستيم سبليكي دادي حج أرن حج محمد محطر مقيم اڠ// تيݢاهيراڠ دستريك رانچه كابوڤتين ݢالوه عمري كيرا٢ سئيكي ويس ان 68 تهون. تك اڠ چربون كتمو باري كيت اڠ دينا جمعة تڠݢل 27 بولن جمد الاخر سنة 1327 اتوا تڠݢل 6 جولي 1909
 

(Kita waktu lunga sekola maring Solo ngarane Satim. Sabalike dadi Haji arane Haji Muhammad Muh[dh]thor mukim ing Tigaherang, Distrik Rancah, Kabupaten Galuh. Umure kira-kira saiki wis ana 68 taun. Teka ing Cirebon ketemu baraya kita ing dina Juma’at tanggal 27 bulan Jumadil Akhir sanat 1327 [Hijri] atawa tanggal 6 Juli 1909 [Masehi]//Saya ketika pergi belajar ke Solo bernama Satim. Setelah pulang haji namanya [menjadi] Haji Muhammad Muhdhor, mukim di Tigaherang, Distrik Rancah, Kabupaten Galuh. Umur saya sekarang kira-kira 68 tahun. Datang ke Cirebon bertemu saudara saya pada hari Jum’at tanggal 27 bulan Jumadil Akhir tahun 1327 [Hijri] atau tanggal 6 Juli 1909 [Masehi]) 

Pada halaman berikutnya (5/201), terdapat pula catatan keterangan tentang aktivitas ziarah Haji Muhamad Muhthor ke makam Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan di Pamijahan, Karang, Tasikmalaya (Sukapura), yang terjadi pada tahun 1910 M. Tertulis di sana dalam bahasa Jawa Pegon:

تهون 1910 فݢي كا چباسن جياره٢ (؟) دينا خمس 9 جوني جياره مارڠ ڤامجهن كراڠ مڠكة سكڠ جباسن يا ايكو تهون 1910
 

(Tahun 1910 pegi ka Cibasan [?] jiyarah-jiyarah dina Kemis 9 Juni jiyarah maring Pamijahan Karang, mangkat saking Cibasan [?] yaiku tahun 1910//Tahun 1910 pergi ke Cibasan [?] hari Kamis 9 Juni berziarah ke Pamijahan Karang, berangkat dari Cibasan [?] yaitu pada tahun 1910)

Hal lainnya adalah catatan kepemilikan naskah pada periode yang lebih muda, setelah periode Haji Muhammad Muhthor (1909-1910), dengan atas nama Raden Muhammad Afiat Candra Kusuma. Tertulis pada halaman judul: 

ملك منير رادين محمد عافية چندركوسوم
 

(Milik Meneer [?] Raden Muhammad Afiyat Candrakusuma)

Wallahu A’lam
Ciheulang, Dzulhijjah 1442 H/2021 M

 


PWNU Terbaru