• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Pesantren

Pasaran di Bulan Syawal (2): Kitab Tijan Ad-Darary dan Taqrib di Pesantren Cipulus

Pasaran di Bulan Syawal (2): Kitab Tijan Ad-Darary dan Taqrib di Pesantren Cipulus
Para santri peserta pasaran Syawal Cipulus sedang rehat pengajian (Foto: FB Khaeirul Annam)
Para santri peserta pasaran Syawal Cipulus sedang rehat pengajian (Foto: FB Khaeirul Annam)

Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Kabupaten Purwakarta atau dikenal dengan sebutan Pesantren Cipulus memiliki tradisi pasaran di bulan yang berlangsung puluhan tahun. Selama puluhan tahun pula, pasaran yang diampu almaghfurlah KH Adang Badruddin (Abah Adang) tak berubah, yaitu mengkaji kitab Tijan Ad-Darary (fan tauhid) dan Taqrib (fan fiqih). 

Menurut salah seorang ajengan di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, KH Muhammad Mahmud, pasaran tersebut berlangsung sejak sekitar tahun 1972-1974. 

Baca: Pasaran di Bulan Syawal (1): Kitab Dalailul Khairat di Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin

“Tradisi pasaran di bulan Syawal, menurut Abah (KH Adang Badruddin, red.), dimulai sekitar 1972, pokoknya sekitar tahun 1970-an,” katanya, Jumat (28/5). “Pasaran di bulan Syawal itu, telah dimulai semasa Abah Sepuh (mertua KH Adang Badruddin),” katanya. 

Pada waktu itu dan berlaku sampai sekarang, Pesantren Cipulus memiliki kebiasaan meliburkan santri sejak tanggal 25 Ramadhan sampai 15 Syawal. Meski demikian, pada saat liburan Hari Raya Idul Fitri itu, ada saja santri yang menetap di pesantren ditambah santri yang datang lebih awal datang ke pesantren, sebelum tanggal 15 Syawal.  

Waktu itu, Abah Adang masih berstatus sebagai ajengan muda yang sedang bergairah mengamalkan ilmunya. Melihat santri Cipulus menganggur beberapa hari, ia berinisiatif membuka pengajian kitab Tijan dan Taqrib dimulai tanggal 5 berakhir 15 Syawal. 

Pada tahun berikutnya, Abah Adang melakukan hal serupa. Tahun berikutnya melakukan hal yang sama. Begitu juga tahun-tahun selanjutnya sampai menjadi kebiasaan. Kemudian pasaran Tijan dan Taqrib di bulan Syawal Cipulus tersebar dari mulut ke mulut dan terdengar ke telinga santri dari pondok pesantren lain. Di antara mereka kemudian mengikuti pasaran itu. Lalu informasi itu semakin tersebar dan semakin meluas. 

Dari tahun ke tahun, dari awalnya peserta pasaran itu diikuti belasan, menjadi puluhan, ratusan dan belakangan ini mencapai ribuan. 

Menurut Ajengan Mahmud, sampai akhir hayatnya, Abah Adang konsisten melaksanakan pasaran dua kitab itu selama 10 hari pada bulan Syawal. Ajengan Adang hanya libur pada tahun 2020 saat mulai maraknya Covid-19. Namun, tahun ini dimulai kembali. 

Sang Putra Melanjutkan Tradisi Ayah   
Almaghfurlah KH Adang Badruddin meninggal dunia pada tahun lalu, tepatnya a pada Senin (3/8) sekitar pukul 10. 10 WIB meninggalkan ribuan santri, istri dan putra-putrinya. Namun, ia telah menyiapkan putra-putrinya mengemban amanah sebagai pelanjut pendidikan keagamaan sehingga sepeninggalnya, pesantren tetap berjalan, termasuk pasaran Syawal. 

Sebelumnya, dua atau tiga tahun terakhir sebelum Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat ini wafat, dia menderita sakit komplikasi. Karena itulah, pada dua atau tiga terakhir itu pula, ia mulai mengaktifkan putranya untuk mengampu pasaran Syawal. 

Waktu itu, sang putra, masih berstatus badal karena dia mengampu Tijan Ad-Darary sebagai penyelang, saat Abah Adang sakit. 

Abah Adang saat itu menunjuk seorang putranya, KH Hasbillah Hadami untuk memimpin pengajian. Dan dialah yang kini melanjutkan pasaran bulan Syawal, termasuk tahun ini. 

“Tak disangka pesertanya tetap banyak,” kata Ajengan Mahmud, putra kelima Abah Adang ini.

Ia menjelaskan, peserta pasaran Syawal tahun ini setidaknya diikuti 2000 santri yang terdiri 1500 dari pesantren luar dan sisanya santri Cipulus. 

Karena situasi masih pandemi Covid-19, sambungnya, pihak pesantren memberlakukan protokol kesehatan. 

Penulis: Abdullah Alawi 
 


Pesantren Terbaru