Sanggar Kencana Ungu Rawat Tradisi Melalui Tari Wayang Cirebon
Cirebon, NU Online Jabar
Pagelaran Pasar Seni Rakyat (PSR) yang digelar oleh Lesbumi Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon pada Sabtu (24/9/2022) mempersembahkan Tari Wayang Tandange Sinatria Raden Indrajit didikan Sanggar Tari Kencana.
Sanggar Tari Kencana Ungu yang beralamat di Desa Mertasinga Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon pimpinan Elang Panji Jaya kukuh terus komitmen merawat kesenian tradisi, salah satunya melalui tari wayang khas Cirebon.
Secara singkat dikenal dengan Tari Wayang Cirebon yang memang betul-betul lahir dan diciptakan dari kreativitas manusia Cirebon.
Hal tersebut, menurut pria yang akrab disapa Mama Elang Panji, sebagaimana diketahui bersama, merupakan kesenian yang tak ternilai harganya.
"Cirebon juga punya tari wayang. Tari Wayang Indrajit contohnya, kala itu diciptakan oleh Raden Udali Wisnubrata," ujarnya saat ditemui di Sanggar Kencana Ungu, Rabu (21/9/2022) sebelum pagelaran dimulai.
Raden Udali, kata Elang Panji, merupakan seorang seniman Keraton Kasepuhan Cirebon yang produktif mengubah dan merevitalisasi berbagai bentuk tarian tradisi yang terancam punah akibat kurangnya perhatian dan upaya pelestarian tarian tersebut.
"Kemudian diturunkan kepada saya dan saya pun mewariskannya lagi kepada generasi muda lewat Sanggar Seni Kencana Ungu," imbuhnya.
Tari Wayang Cirebon yang diajarkan Sanggar Kencana Ungu di antaranya Indrajit, Gandamanah, Adipati Karna, Gatotkaca, dan masih banyak lagi.
"Raden Indrajit adalah Putra Prabu Rahwana dari Negara Alengka yang sangat patuh (penurut) dan setia kepada ayahnya. Meskipun laku lampah Prabu Dasamuka (nama lain Rahwana) bertentangan dengan darma (nilai-nilai kebajikan), tapi sembah baktinya kepada orangtua dengan pola asuh yang salah kaprah, menjadikan Indrajit muda menganut paham taklid buta," paparnya.
Elang Panji berharap dengan dipentaskannya Tari Wayang Cirebon pada pagelaran Pasar Seni menjadikan masyarakat Cirebon lebih peduli terhadap seni tradisi yang dimiliki.
"Kalau bukan kita semua yang menjaga, mencintai, dan merawatnya siapa lagi?" pungkasnya.
Pewarta: Sofhal Adnan
Editor: Agung Gumelar