Kabupaten Cirebon

Resep Dakwah bil Medsos ala Media KHAS Kempek Cirebon

Rabu, 3 April 2024 | 06:10 WIB

Resep Dakwah bil Medsos ala Media KHAS Kempek Cirebon

Tadarus Konten yang diselenggarakan Lembaga Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon pada Ahad (31/3/2024). (Foto: instagram/nucirebon)

Cirebon, NU Online Jabar
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kecanggihan generasi milenial dan Z dalam mengelola media sosial, saat ini ada banyak pesantren yang getol mensyiarkan dakwah ke-pesantren-an di dunia maya. Sayangnya, tak banyak media pesantren yang mempunyai manajemen yang ciamik.


Salah satu pioneer media pesantren di Indonesia adalah Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon. Sudah memulai dakwah di ranah digital cukup lama, rasa-rasanya lembaga pendidikan yang dipimpin Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Mustofa Aqil Siroj ini layak dijadikan role model seluruh pesantren di Nusantara dalam urusan pengembangan media.


Pimpinan KHAS Media, Muhammad Arwani menegaskan bahwa media pesantren mempunyai peran penting sebagai corong dakwah para kiai.


"Jika dakwah hanya bergelut di internal saja maka terasa kurang maksimal. Sedangkan umat Islam di Indonesia ini mayoritas. Maka, media pesantren ini harus dioptimalkan," kata Arwani dalam acara Tadarus Konten yang diselenggarakan Lembaga Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon pada Ahad (31/3/2024).


Dalam acara yang disiarkan langsung via live Instagram @nucirebon dengan tema Mengoprek Tata Kelola Media KHAS Kempek itu, ia menyampaikan alasan mengapa timnya terus berkomitmen untuk menjalankan tugasnya semaksimal mungkin. 


"Komitmen kami bagaimana caranya agar dakwah ini bisa tersebar lebih luas. Salah satu jalannya ya melalui media," jelas Arwani.


Selain itu, Arwani juga teringat dengan ucapan Buya Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj yang menekankan pentingnya dakwah di media sosial (medsos).


"Kata Buya Said kalau kita ceramah hanya di mimbar saja, mungkin hanya menjangkau 1.000 sampai 2.000 orang saja. Hal itu berbeda jika kita upload ke media sosial seperti YouTube, maka bisa jutaan orang yang menyaksikan, dan itu bisa ditonton secara terus menerus," katanya.


Atas dasar itulah, ia meminta segenap tim media pesantren untuk terus berkomitmen menebarkan kebaikan di jagat maya.


"Media pesantren sampai kapan pun harus terus masif. Ayo kita sama-sama menebarkan konten dakwah keislaman dan kepesantrenan yang menyejukkan," ucapnya.


Di sisi lain, kata Arwani, dengan masifnya media pesantren di jagat maya, maka akan ada banyak orang yang mengetahui keistimewaan pesantren.


"Saya juga ingin membranding bahwa di pesantren itu penuh dengan nilai-nilai kebersamaan, sosial, dan saling menasihati," ujarnya.


Menurutnya, media layaknya sebuah wadah yang bisa diisi apa saja, termasuk konten kepesantrenan. 


"Wadahnya sudah ada, tinggal kita mau isi apa nih? Setelah itu kita sebar ke khalayak umum," lanjut Arwani.


Sedekah jariyah konten

Arwani menyampaikan bahwa media pesantren bisa menjadi ladang bagi para santri untuk mendulang amal jariyah. Pasalnya, bisa saja orang terpengaruh dan menjadi lebih baik berkat konten yang edukatif.


"Anggap saja konten yang kita buat ini sebagai shadaqah jariah. Bisa saja orang terinspirasi dan terpengaruh akan konten yang kita buat," ujar dia.


Dengan demikian, kata dia, pahala sedikit banyak akan mengalir ke pembuat konten, dalam hal ini media pesantren.


"Namanya di pesantren, keberkahan itu suatu hal yang berharga. Dengan konten pesantren, santri bisa mendapat sedikit banyak percikan pahala kebaikannya," tandasnya.


Pewarta: Sofhal Adnan