Kabupaten Bogor

LPBINU Jabar Gelar Gladi Ruang untuk Tangani Ancaman Gempa Bumi

Rabu, 28 Agustus 2024 | 11:45 WIB

LPBINU Jabar Gelar Gladi Ruang untuk Tangani Ancaman Gempa Bumi

Gladi Ruang LPBINU Jabar di Kelurahan Cisarua, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (28/8/2024). (Foto: NU Online Jabar)

Bogor, NU Online Jabar
Masih dalam program KUAT (Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat menyelenggarakan Gladi Ruang (TTX : Table Top Exercise) di Kelurahan Cisarua, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.


Kegiatan ini difasilitasi oleh M Fatwa Fadilah selaku Program Manajer Program KUAT dari CRS. Berlangsung di Aula kelurahan dan desa yang berlangsung dari tanggal 28-29 Agustus 2024, kegiatan ini diikuti 60 peserta perwakilan berbagai lembaga seperti FPRB, Tim Kampung Siaga Bencana (KSB), BPD, LPM Karang Taruna, LINMAS, BABINSA, BABINKAMTIBMAS, Pos Yandu PKK, PUSKESMAS, RAPI,  serta perwakilan dari Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Bogor. 


Ketua LPBINU Jabar Dadang Sudardja menjelaskan bahwa Gladi Ruang atau TTX diselenggarakan dalam rangka merespons ancaman gempa bumi yang ada di kedua wilayah tersebut. 


Menurutnya, berdasarkan hasil kajian dan pemetaan ancaman yang dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat, gempa bumi memiliki nilai yang paling tinggi dari jenis ancaman lainnya seperti banjir, longsor, dan puting beliung.


“Gladi ruang ini merupakan metode dalam rangka melihat serta menguji kesiapan pihak pihak baik yang ada di instansi pemerintah, swasta dan kelompok masyarakat yang dalam hal ini mereka yang tergabung dalam struktur Komando Penanggulangan Kedaruratan Bencana di tingkat kelurahan dan desa, sekaligus juga menguji produk produk kedaruratan yang berupa SOP, dll yang sudah dibuat kedalam dokumen RENKON (Rencana Kontijensi),” jelasnya.


Sementara itu, Imam Agus Faisal selaku  Program Manajer dari LPBINU Jawa Barat, menjelaskan bahwa pemilihan kedua tempat tersebut merupakan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Rencana Kontijensi.


“Kedua wilayah (Desa Citeko dan Kelurahan Cisarua) berdasarkan penelitian para ahli  kegempaan termasuk yang dilewati oleh sesar patahan Citarik. Selain itu juga daerah berada dekat dengan dua gunung api aktif, yaitu gunung Gede dan Salak – Halimun,” paparnya.


Menurut Dadang, hasil dari kegiatan TTX ini dapat mewujudkan sinkronisasi, keterpaduan dan integrasi  multi pihak dalam penanggulangan bencana.