• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Kabupaten Bogor

LPBINU Jabar Dampingi Warga Kaji Peta Risiko Bencana dengan Metode Transek

LPBINU Jabar Dampingi Warga Kaji Peta Risiko Bencana dengan Metode Transek
LPBINU Jabar dampingi warga lakukan penelian kajian risiko bencana di lapangan. (Foto: NU Online Jabar)
LPBINU Jabar dampingi warga lakukan penelian kajian risiko bencana di lapangan. (Foto: NU Online Jabar)

Bogor, NU Online Jabar
Dalam rangka memvalidasi data Dokumen Kajian Risiko Bencana di Desa Citeko dan Kelurahan Cisarua, Kabupaten Bogor, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat turun ke lapangan melakukan penelitian dengan metode Transek ke Lokasi atau daerah.


Sebelumnya telah disepakati oleh para peserta Forum Group Disuccion (FGD) beberapa waktu yang lalu terkait dengan ancaman, kerentanan dan kapasitas yang telah dituangkan ke dalam Peta.


Ketua LPBNU Jawa Barat Dadang Sudarja menjelaskan, teknik peta transek adalah pengamatan langsung terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan, serta sumberdaya sosial, terutama terkait dengan penentuan jenis ancaman, faktor kerentanan dan kapasitas di daerah yang akan terdampak, dengan cara menelusuri suatu wilayah desa dan kelurahan melalui suatu lintasan yang telah disepakati bersama dalam kelompok.


“Dengan metode dan teknik transek diharapkan masyarakat dapat mengalami peningkatan  ketangguhan  dalam pengelolaan risiko bencana,” jelasnya.


Ia mengungkapkan bahwa masyarakat terlihat langsung dalam memvalidasi data. “Dengan demikian data-data yang dimuat dalam dokumen kajian risiko bencana akurat, atau sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” imbuhnya.


Selain mengetahui ancaman, kerentanan dan kapasitas, juga untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat, penerapan metode transek juga merupakan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Citeko dan Kelurahan Cusarua dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana.


Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 8-9 Maret 2024 dengan jumlah peserta 50 orang yang dibagi kedalam 9 kelompok.


Data yang dihasilkan sudah divalidasi akan menjadi bagian dari dokumen Kajian Risiko Bencana di Desa Citeko dan Kelurahan Cisarua .


Kegiatan tersebut langsung didampingin oleh Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja, bersama program manajer Adi Widiastuti, Hana Indhira Jasmine dan Alex sebagai Program Officer Program KUAT.


Kabupaten Bogor Terbaru