• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Kabupaten Bandung

Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur Cibiru Gelar Dialog Lintas Iman dengan Umat Katolik

Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur Cibiru Gelar Dialog Lintas Iman dengan Umat Katolik
Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur Cibiru Gelar Dialog Lintas Iman dengan Umat Katolik (Foto:Andri Nurjaman)
Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur Cibiru Gelar Dialog Lintas Iman dengan Umat Katolik (Foto:Andri Nurjaman)

Bandung, NU Online Jabar
Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur, Cibiru, Kota Bandung dikenal sering menyelenggarakan dialog atau halaqoh dengan berbagai penganut keagamaan dan kepercayaan dengan tema-tema moderasi beragama, toleransi, dan cinta kasih sebagai titik temu ajaran semua agama-agama dan kepercayaan di Indonesia. 


Pada Sabtu (04/05) kemarin, pondok pesantren asuhan Kiai Samsudin ini kembali menggelar dialog terbuka lintas iman dengan mahasiswa sekaligus saudara dari umat Katolik Parahyangan.


Tercatat kurang lebih 150 peserta mengikuti kegiatan dialog ini. Mereka berasal dari berbagai komunitas dan organisasi yang mewakili umat Islam dan Katolik.


Acara semi formal ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathon. 


"Agama adalah hal yang sifatnya privasi, namun rasa cinta dan kasih sayang adalah ajaran semua agama," ujar Pimpinan Pondok Pesantren Anak Jalanan At-Tamur, Abah Anang dalam sambutannya.


Menurutnya, cinta kasih antar umat beragama adalah yang sangat penting. Ia bahkan menegaskan bahwa agama yang tidak mengajarkan cinta kasih berarti bukan agama.


"Juga jika kita sesama manusia dan sesama umat beragama diikat oleh cinta dan kasih maka tidak akan ada perasaan benci," katanya.


Mengutip teori yang dipopulerkan oleh Gus Dur mengenai ukhuwah basyariyyah, Abah Anang membeberkan bahwa ternyata nabi Ibrahim as juga telah mengajarkan mengenai ukhuwah basyariyyah tersebut. 


Ia berharap acara-acara seperti ini sering diadakan agar terlahir kasih sayang di antara umat beragama.


Sementara itu, Suster Gerardett perwakilan dari rombongan umat Katolik menuturkan bahwa pertemuan dan dialog ini berfokus pada tiga hal yakni membangun relasi satu sama lain di antara komunitas umat Islam dan umat Katolik, belajar satu sama lain, dan belajar mengapresiasi satu sama lain.


Selanjutnya peserta yang hadir dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok berdiskusi mengenai berbagai hal mengenai keimanan masing-masing, hal ini dilakukan agar dialog lintas iman ini terasa semakin intensif dan berkesan lebih hidup dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya. 


Metode ini dilakukan untuk sama-sama belajar mengenai spiritualitas masing-masing dan melahirkan sikap saling menghormati dan tentunya melahirkan relasi-relasi sebagaimana yang diharapkan. 


Acara dialog ini juga dihadiri oleh beberapa unsur dari umat Katolik diantaranya dari Ordo Salib Suci, Ordo Kristinus, Keuskupan Bandung dan Bogor.


Acara kemudian diakhiri dengan makan bareng khas ala santri di pesantren yakni hal ini menyiratkan bahwa kita bisa berdampingan secara damai dan saling menghormati serta membantu satu sama lain dalam konteks kehidupan berbangsa dan beragama di Republik Indonesia.


Pewarta: Andri Nurjaman
Editor: Agung Gumelar


Kabupaten Bandung Terbaru