• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kabupaten Bandung

Dari Gemar Membaca, Kader PMII UIN Bandung Ini Jadi Duta Baca Bandung Barat

Dari Gemar Membaca, Kader PMII UIN Bandung Ini Jadi Duta Baca Bandung Barat
Dari Gemar Membaca, Kader PMII UIN Bandung Ini Jadi Duta Baca Bandung Barat. (Foto NU Online Jabar)
Dari Gemar Membaca, Kader PMII UIN Bandung Ini Jadi Duta Baca Bandung Barat. (Foto NU Online Jabar)

Kabupaten Bandung, NU Online Jabar

Berdasarkan data minat baca masyarakat Jawa Barat pada tahun 2022 angkanya masih cukup rendah meskipun meningkat dibanding tahun sebelumnya. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya mengatakan angka minat baca di Jawa Barat tahun 2022 memiliki poin sembilan, sementara tahun sebelumnya hanya memiliki poin delapan.


Kondisi minat baca masyarakat yang rendah tentunya menjadi salah satu indikator kualitas pendidikan. Tentunya hal ini merupakan tugas bersama semua pihak lintas stakeholder dan masyarakat tentunya untuk bisa memperbaiki kondisi tersebut.


Seperti yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Bandung Barat yang menamai programnya Dus Bacaan mengusung tagline Gelora Gerakan Budaya Membaca, dari Pedesaan Menuju Revolusi Pendidikan dan Peradaban Digital.


Kegiatan ini dipelopori oleh Neng Saniah Nur Fadilah seorang pemudi yang lahir dan tumbuh berkembang di Desa Pinggiran Waduk Saguling kabupaten Bandung Barat. Berlatar belakang semenjak duduk di bangku SMP ia rajin menulis sehingga berlanjut mampu menghasilkan karya tulis buku dengan judul “Puisi Hati Sang Bidadari“ di bangku SMA pada tahun 2018. Bahkan mengikuti event karya tulis baik tingkat daerah sampai nasional seperti Juara 1 Lomba Puisi Penerbit Satria dan penulis terpilih (Dalam Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional). 


Ia Juga aktif mengkampanyekan gerakan membaca di media sosial. Dalam Instagram miliknya @neng_saniah_n11 ia menyampaikan, hal tersebut ia lakukan untuk lebih sering mengunggah rangsangan membaca buku.  Selain itu, diharapkan membaca tidak lagi terpaku pada kertas bacaan karena semua informasi terkini tersedia di dunia maya/internet dan media elektronik lainnya untuk mencapai transformasi perpustakaan dalam menciptakan ekosistem digital.


Perlu diketahui bahwa Kecamatan Saguling berjarak 40 KM dari Ibu kota provinsi serta berdampingan dengan Kota Baru Parahyangan, namun pembangunan baik infrastruktur fisik maupun sumber daya manusianya masih tertinggal di banding wilayah lain dikarenakan sebagai kecamatan termuda yang baru dimekarkan tahun 2011 itu, belum tersentuh pembangunan secara merata.


Kondisi yang demikian menjadikan dorongan bagi dirinya untuk menyadari kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat begitu kontras terlihat di daerah pedesaan, khususnya tempatnya dilahirkan yaitu Desa Girimukti.


Dia mengamati bahwa wilayahnya yang merupakan pinggiran daerah aliran Sungai Citarum serta cocok untuk pengembangan pertanian, peternakan dan perikanan, menjadikan profesi masyarakat yang 80 % adalah petani, buruh tani dan penambak ikan. Namun dengan potensi wilayah yang demikian ternyata belum bisa mendongkrak kemakmuran masyarakat.


“Pendidikan tentunya menjadi modal dasar bagi masyarakat di mana pun berada, untuk bisa memiliki ilmu serta mampu membaca potensi desanya, sehingga bisa dikembangkan menjadi sebuah inovasi yang bernilai lebih, baik sosial, ekonomi maupun lingkungan,” ungkap Neng Saniah yang merupakan Pelopor Program Dus Bacaan, dalam keterangannya di acara kolaborasi petani literat dan berdaya, Kamis (8/3/2023).


Dilatarbelakangi hal tersebutlah, di pedesaan, di tengah masyarakat menengah ke bawah dari segi ekonomi, Saniah tercipta ide untuk melahirkan Program Dus Bacaan pada tahun 2020. 


“Hal ini, menjadi dorongan batin bagi saya dan orang-orang yang meronta, melalui program dus bacaan agar pendidikan bisa diperjuangkan bagi semua kalangan, bagi semua orang tanpa terkecuali, dimana pun berada, khususnya di Jawa Barat sebagai salah satu wilayah dengan tingkat minat baca yang terbilang masih rendah, demi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” terang Saniah.


Saniah selaku pelopor Dus Bacaan menerangkan program ini yang dibantu dan dikelola oleh 6 orang tim solid yaitu Imas Mintarsih sebagai pengelola keperpustakaan, Acep Rukmana sebagai Kepemudaan (milenial/zilenial), Pelajar dan Jaringan Sekolah, ustadz Subhan sebagai Kemasyarakatan dan jaringan pesantren, Ervina Putri Utami sebagai Keperempuanan dan Pendidikan Anak, Nendi Apriki sebagai Pemberdayaan SDM dan Jaringan Kemitraan dan Lucky Krisnandi sebagai Media Publikasi dan Digital Kreatif, mengusung visi menggelorakan gerakan budaya membaca, nyalakan lentera ilmu, bukakan jendela dunia, eksplorasi potensi, kembangkan inovasi, mewujudkan masyarakat desa literat dan berdaya. 


Lebih lanjut Saniah yang merupakan Kader PMII UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari taun 2021 ini menyampaikan bahwa Dus Bacaan yang dalam kegiatannya ini aktif bergerak dari desa ke desa dengan menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat kegiatan membaca. 


“Kami menjelajah dari wilayah ke wilayah perkampungan desa, dari sekolah ke sekolah, pondok pesantren, majelis ta’lim, kelompok-kelompok diskusi, mengaktifasi perpustakaan desa untuk membawa kampanye Gelora Gerakan budaya membaca di Kabupaten Bandung Barat,“ tuturnya.


Melalui kegiatannya tersebut, hingga pada bulan Februari, Saniah yang saat ini merupakan mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan Sosiologi, berhasil menghantarkan namanya menjadi Duta Baca Kabupaten Bandung Barat tahun 2023.


Keberhasilan ini tentunya bukan tanpa alasan, selain dari potensi dirinya yang dimiliki terkait membaca dan karya tulisnya juga melalui Program Dus Bacaan yang diusungnya memberikan dampak perubahan bagi kehidupan masyarakat terutama para pelaku usaha dan petani.


Melalui 4 Kelas Program Dus Bacaan, yaitu kelas ideologi dan budaya, kelas eksplorasi, kelas inovasi dan kelas literat dan berdaya, telah berhasil mendorong kaum ibu-ibu di Kampung Tonjong Desa Girimukti mau membaca  potensi dan membaca buku bimbingan terkait memanfaatkan ikan patin menjadi produk UMKM berupa kerupuk ikan patin. Sehingga ikan tidak hanya untuk konsumsi semata namun di olah menjadi kerupuk yang tentunya mendorong meningkatnya nilai ekonomi produk.


Selain itu di Kampung Cipait terdapat pengrajin alat musik kendang dari kayu, setelah di dorong oleh Program Dus bacaan, pengrajin mendapatkan inspirasi dan inovasi produk membuat cinderamata untuk pernikahan maupun event, berupa seperangkat alat dapur seperti gelas, piring, sendok dan mangkok yang tentunya memperluas target pasar dari tadinya kendang hanya untuk kalangan seniman saja.


Kalangan petani juga menjadi perhatian dari program Dus Bacaan ini. Alex akrab disapa, merupakan petani yang ada di Kp. Ciwaru. Berawal dari keresahan petani akan mahal dan kurangnya pasokan pupuk, mengilhami Saniah dan tim Program Dus Bacaan untuk berkolaborasi dengan pendamping pertanian Ds. Girimukti melakukan riset dan pemetaan potensi lingkungan sehingga terciptanya inovasi pembuatan pupuk bio hayati menggunakan jamur tricoderma.  Hingga selama satu tahun berjalan saat ini petani yang tergabung dalam kelompok tani Subur Makmur yang diketuai Alek merasakan manfaat dari inovasi tersebut.


Alex menyampaikan terima kasih kepada Saniah sebagai Duta Baca Bandung Barat, Program Dus Bacaan juga pendamping Pertanian atas kebermanfaatan yang telah didapatkan dari kegiatan membaca potensi lingkungannya.


“Saya mewakili para petani, khususnya petani desa Girimukti, mengucapkan terima kasih kepada Duta Baca Kabupaten Bandung Barat, Dus Bacaan dan Penyuluh Pertanian juga, yang mana alhamdulillah, berkat beliau kami para petani bisa mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui, dengan adanya kita belajar untuk mendengarkan, belajar untuk membaca, dan alhamdulillah menambah wawasan motivasi kepada petani juga,“ ungkap Alex.


Nendi Apriki selaku tim Pengelola Program Dus Bacaan juga selaku Ketua Forum Inisiatif Gerakan Masyarakat Desa Membangun Bandung Barat (Mangunbara initiative) mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas apa yang dilakukan oleh Saniah sebagai pelopor program Dus Bacaan.


“Saya merasa bersyukur menjadi bagian dari Dus Bacaan yang dipelopori oleh Neng Saniah sebagai sebuah gerakan sosial untuk meningkatkan minat baca serta menghadirkan keadilan pendidikan bagi seluruh unsur masyarakat,“ tutur Nendi.


​​​​​​​Nendi menambahkan bahwa kebermanfaatan gerakan ini harus bisa lebih luas hingga cakup Provinsi Jawa Barat bahkan Nasional. Sehingga ia mendukung Neng Saniah untuk bisa menjadi Duta Baca Provinsi Jawa Barat dan Nasional.


“Tugas manusia adalah khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia ialah yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain, gerakan Dus Bacaan ini insyaallah bukan hanya di Bandung Barat saja namun harus bisa lebih luas hingga cakup Provinsi Jawa Barat bahkan Nasional. Maka dari itu saya dan seluruh masyarakat Bandung Barat melalui Forum Mangunbara initiative mendukung Neng Saniah untuk bisa menjadi Duta Baca Provinsi Jawa Barat untuk Jabar Juara dan Indonesia Juara,“ tandas Nendi.


Editor: Agung Gumelar


Kabupaten Bandung Terbaru