• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Hikmah

Pelaporan Amal dan Hari Raya Malaikat di Malam Nisfu Sya’ban

Pelaporan Amal dan Hari Raya Malaikat di Malam Nisfu Sya’ban
Nisfu Sya'ban (Ilustrasi: AM)
Nisfu Sya'ban (Ilustrasi: AM)

Salah satu amalan pada bulan Sya’ban yaitu amalan pertengahan bulan yaitu tanggal 15 Sya’ban atau sering disebut dengan malam nisfu sya’ban. Malam Nisfu Syaban merupakan malam yang sangat istimewa, sebab di malam ini diyakini bahwa Allah Swt akan menghapuskan dosa bagi mereka yang memohon pengampunan atas segala dosa-dosa yang telah diperbuat.


Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW. 


“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” 


Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.” 


Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.


Pelaporan rekapitulasi amal tersebut menjadi hari raya malaikat untuk merekap semua data amal baik maupun buruk umat manusia. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Saw berikut:  


"Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).


Dalam kitab Fadlilah al-Muharram wa Rajab wa Sya'ban karya KH Sholeh Darat Semarang dijelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan hari raya bagi para Malaikat. Ini sebagaimana Lailatul Qadar yang sama-sama sebagai hari raya bagi para Malaikat.   
 

Kenapa hari raya Malaikat di malam hari? KH Sholeh Darat menjawab bahwa Malaikat itu tidak tidur maka hari rayanya malam hari, berbeda dengan manusia.   


Guru Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) ini mengajak umat Islam agar beribadah sebanyak-banyaknya di malam hari. Ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa kita diminta untuk shalat malam Nisfu Sya’ban dan puasa di pagi harinya. Sebab Allah berjanji akan memberikan pengampunan bagi hambanya yang minta ampun di malam Nisfu Sya’ban.


Para sebagian ahli ulama, menurut KH Sholeh Darat mengajarkan membaca Surat Yasin tiga kali saat malam Nisfu Sya’ban.   


Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dalam kondisi taat dan patuh pada Allah. Yasin kedua diniatkan untuk tolak bala' dalam seumur hidup kita. Dan Yasin ketiga diniati minta kekayaan dan kecukupan selama hidup.   


Kemudian berdoa: "Ya Allah Ya Rabbi, dengan haq kebenaran Surat Yasin saya minta tiga hal tadi. Semoga Engkau kabulkan keinginan saya dengan kemuliaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam" dibaca tujuh kali doa ini.   


Doa-doa mulia ini akan dikabulkan oleh Allah sebagaimana penjelasan Malaikat Jibril: "Di malam Nisfu Sya’ban Allah akan membuka semua pintu langit". Dan semua pintu-pintu langit dijaga oleh para Malaikat dengan bersujud, ruku', berdoa, menangis dan lain-lain hingga meminta dikabulkan semua doa umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
 


Hikmah Terbaru