Hikmah

Nisfu Syaban: Hari Raya Malaikat Sibuk Merekap Amal Manusia

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:00 WIB

Nisfu Syaban: Hari Raya Malaikat Sibuk Merekap Amal Manusia

Nisfu syaban (Ilustrasi AM)

Syaban merupakan bulan yang dianjurkan untuk memperbaiki diri dari keburukan. Walaupun tidak termasuk dalam asyhurul hurum atau empat bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab), Sya’ban tetap memiliki keistimewaan tersendiri. Bulan ini berada di antara dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan, serta disebut sebagai bulannya Nabi Muhammad saw.
 

Rasulullah saw. bersabda bahwa Rajab adalah bulan Allah, Ramadhan adalah bulan umat Nabi Muhammad saw., sedangkan Sya’ban adalah bulan beliau sendiri. Selain itu, Sya’ban juga disebut sebagai bulan shalawat, karena dalam bulan ini diturunkan ayat yang menganjurkan untuk bershalawat kepada Nabi saw., yaitu dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 56:

 

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥٦

 

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab: 56).
 

Keistimewaan Malam Nisfu Syaban
Salah satu amalan yang dianjurkan dalam bulan ini adalah ibadah di malam Nisfu Syaban, yang jatuh pada tanggal 15 Sya’ban. Malam ini dipercaya sebagai malam penuh pengampunan, di mana Allah Swt. akan menghapuskan dosa bagi mereka yang memohon ampunan.
 

Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah saw.:
"Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka Aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka Aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
 

Dalam kitab Fadlilah al-Muharram wa Rajab wa Sya'ban karya KH Sholeh Darat Semarang dijelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan hari raya bagi para malaikat, sebagaimana Lailatul Qadar yang juga menjadi hari raya mereka.


Mengapa hari raya malaikat jatuh pada malam hari? KH Sholeh Darat menjelaskan bahwa malaikat tidak tidur, sehingga perayaan mereka terjadi pada malam hari, berbeda dengan manusia yang merayakan hari raya pada siang hari.


Guru Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) mengajak umat Islam untuk memperbanyak ibadah di malam Nisfu Sya’ban. Rasulullah saw. bersabda agar umat Islam melaksanakan shalat malam di malam Nisfu Sya’ban dan berpuasa di pagi harinya, karena Allah berjanji akan memberikan pengampunan bagi hamba-Nya yang memohon ampunan pada malam tersebut.


Sebagian ulama, menurut KH Sholeh Darat, juga menganjurkan membaca Surat Yasin tiga kali di malam Nisfu Sya’ban.

Setiap pembacaan memiliki niat khusus:

  • Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dalam keadaan taat kepada Allah.
  • Yasin kedua diniatkan untuk tolak bala' sepanjang hidup.
  • Yasin ketiga diniatkan untuk meminta rezeki yang berkah dan kecukupan.


Setelah itu, dianjurkan membaca doa:

"Ya Allah Ya Rabbi, dengan haq kebenaran Surat Yasin saya minta tiga hal tadi. Semoga Engkau kabulkan keinginan saya dengan kemuliaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam."
Doa ini dibaca sebanyak tujuh kali.


Kemuliaan malam Nisfu Sya’ban semakin diperkuat dengan penjelasan Malaikat Jibril yang menyebutkan bahwa pada malam ini Allah membuka semua pintu langit. Para malaikat pun bersujud, ruku', berdoa, dan menangis memohon agar doa-doa umat Rasulullah saw. dikabulkan.


Malam Nisfu Sya’ban menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebagaimana para malaikat yang sibuk mencatat amal manusia, malam ini menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk menulis kembali lembaran hidupnya dengan amal kebaikan.

Tulisan ini dikutip dari artikel karya   M. Rikza Chamami sebagaimana dimuat di NU Online.