• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Membuka Pikiran dan Membentangkan Hati

Membuka Pikiran dan Membentangkan Hati
Membuka Pikiran dan Membentangkan Hati
Membuka Pikiran dan Membentangkan Hati

Usai bicara, seorang peserta bertanya bagaimana kita sekarang agar bisa maju?. Kita kaum muslimin tak lagi menjadi produsen ilmu pengetahuan. Melainkan menjadi konsumen produk non muslim atau bangsa sekuler yang selalu kita kritik. Apa yang kita pakai, kita gunakan dan kita kendarai (transportasi) dll. Merupakan produk ilmu dan teknologi mereka. 


Aku menjawab : "Ini pertanyaan yang kritikal. Ya. Menurut saya kita harus membentangkan dada dan kepala kita untuk merespon pikiran yang benar dan baik, serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari siapapun, dari manapun dari orang beragama apapun. Karena segala hal yang benar, baik dan bermanfaat, berasal dari Tuhan. Ia adalah hikmah".


Al-Qur'an menyatakan:


يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ


Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.


Al-Kindi (w. 873 M), seorang filsuf muslim awal terkemuka, mengatakan dengan narasi bijak:


ينبغِى لَنَا اَنْ لَا نَسْتَحْيِى مِنْ اِسْتِحْسَانِ الْحَقِّ وَاقْتِنَاءِ الْحَقِّ مِنْ اَيْنَ اَتَى وَإِنْ أَتى مِنَ الْاَجْنَاسِ الْقَاصِيَةِ عَنَّا وَالْاُمَمِ الْمُبَايِنَةِ لَنَا


“Seyogyanya kita tidak merasa malu menerima dan menjaga suatu kebenaran dari manapun ia berasal, meski dari bangsa-bangsa yang jauh dan berbeda dari kita”.


Ibnu Rusyd, filsuf, dokter dan ahli hukum juga mengatakan:


فما كان منها موافقا للحق قبلنا منهم وسررنا به وشكرناهم عليه. وما كان منها غير موافق للحق نبهنا عليه وحذّرنا منه وعذرناهم.


“Jika kita menemukan kebenaran dari mereka yang berbeda (agama) dari kita, semestinya kita menerima dengan gembira dan menghargainya. Tetapi, jika kita menemukan kesalahan dari mereka, kita patut mengingatkan, berhati-hati dan menerima maafnya”.


Betapa indah dan bijaknya pula Imam al Ghazali saat mengatakan:


فاستوسع فان رحمة الله واسعة. ولا تزن الامور الإلهية بالموازين المختصرة الرسمية. 


"Bukalah pikiranmu. Sungguh, Rahmat Tuhan Mahaluas. Janganlah kau ukur hal-hal yang bersifat ketuhanan dengan ukuran-ukuran yang sempit/rigid dan formalistik". (Imam al-Ghazali).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru