• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Makna Esensial Jumrah

Makna Esensial Jumrah
Makna Esensial Jumrah
Makna Esensial Jumrah

Kemarin pagi, sebagian jamaah haji tekah tiba di Mina, sesudah melewati Muzdalifah tengah malam. Di Mina mereka akan melaksanakan kewajiban Jumrah Aqabah. Dengan melempar 7 butir batu kerikil.


Jumrah adalah simbol perjuangan manusia untuk membersihkan hati dengan membuang atau melemparkan sejauh mungkin semua kecenderungan-kecenderungan egoistik manusia, kesombongan dan keangkugan yang seringkali menyesatkan, menjerumuskan bahkan menyengsarakan manusia yang lain.


Jumrah juga sering digambarkan sebagai simbol ekspresi mengusir setan yang bersemayam dalam diri, karena makhluk ini punya karekter yang selalu ingin menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke jurang dosa.


Setan adalah simbol semua karakter buruk dan jahat yang ada dan merasuk ke dalam kehidupan manusia. Ia adalah nafsu yang memprovokasi manusia untuk melakukan tindakan-tindakan destruktif, menghancurkan, meski tampil dalam lakon-lakon yang indah dan memikat hati. Allah mengatakan :


إِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ


“Sesungguhnya hawa nafsu selalu menggerakkan manusia ke arah tindakan-tindakan yang buruk”. (QS.Yusuf,53).


Tentang nafsu-nafsu yang ada dalam diri manusia Tuhan mengatakan :


قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ .وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ


Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." (Q.S. Al-Falaq, [113:1-5)


Angka Tujuh menunjukkan sekali lagi bahwa perjuangan ini harus dilakukan terus menerus dan tidak boleh berhenti. Angka itu menunjukkan bahwa perjuangan melawan keburukan yang ada dalam diri ini memang tak mudah, sering kali gagal. Ini karena dalam diri manusia ada kecenderungan untuk terus menerus melampiaskan nafsunya secara tak terkendali dan acapkali diarahkan untuk menghancurkan kemanusiaan. Dan perjuangan melawan diri sendiri, amatlah sulit.


Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa perjuangan ini jauh lebih berat dan lebih besar daripada perjuangan melawan musuh nyata. Beliau mengatakan : Raja’na min al-Jihad al-Ashgar ila al-Jihad al-Akbar (Kita pulang dari perjuangan kecil (melawan musuh nyata) menuju perjuangan besar (melawan ego diri sendiri).


Perjuangan mengendalikan diri untuk tidak terjatuh atau tenggelam dalam kehancuran diri dan orang kain, disebut "Taqwa". Inilah sesungguhnya esensi dari agama, apapun namanya.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru