• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Kisah Si Gemuk Masuk Surga dan Si Kurus Masuk Neraka

Kisah Si Gemuk Masuk Surga dan Si Kurus Masuk Neraka
(Sumber Ilustrasi: Freepik.com).
(Sumber Ilustrasi: Freepik.com).

Oleh: KH Husein Muhammad
Suatu hari dalam sebuah pengajian seorang santri membaca ayat suci al-Qur'an surah al Qari'ah  yang berbunyi : 

 

فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِى عِيْشَةٍ راضِيَة . وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ.
نَارٌ حَامِيَةٌ (سورة القارعة)

 

Arti literalnya : “Maka adapun orang-orang yang berat timbangannya, maka dia berada dalam kehidupan yang nyaman. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangannya. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.  Tahukah kamu Apakah neraka hawiyah itu. Ialah api yang sangat panas (Q.S. al-Qari’ah, [101]:6-11)

 

Salah seorang dari mereka mengacungkan tangannya lalu mengomentari :

 

"Jadi orang yang berbadan subur/gemuk, dia akan hidup makmur, dan pasti masuk sorga. Sementara orang yang kurus, maka dia akan masuk neraka".

 

Mendengar  ini santri-santri yang merasa berbadan gemuk tersenyum-senyum, sedangkan santri yang merasa kurus menundukkan kepala. Mereka sangat bersedih hati.

 

Saya tersenyum tapi juga bersedih hati, karena jangan-jangan saya nanti tidak akan masuk surga, gara-gara badan saya kurus, kerempeng atau langsing. Hicks, hicks, hicks.

 

Lalu aku teringat kata-kata dua ulama besar Indonesia. Prof. Quraish Shihab mengatakan:

 

"Tidak cukup untuk memahami Al-Quran hanya melalui terjemahan".

 

Al-Quran itu tak bisa diterjemahkan. Apalagi diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang kosa katanya masih miskin,” kata Gus Mus.

 

Aku bergumam sendiri: ya. Saat aku belajar di pesantren dan di PTIQ dahulu kala aku diajari : Al-Qur'an mengandung banyak sekali metafora, majaz, kinayah, kiasan, "idhmar", "hadzf" dan sejenisnya. Kata perintah (amr) tidak selalu berarti harus/wajib dilakukan. Kata "jangan" tidak selalu bermakna larangan keras. Kata tanya (istifham) tidak selalu minta jawaban, malah justeru merupakan kritik keras. Huruf-huruf hanyalah simbol atau kode. 

 

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru