• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Hikmah

Kolom KH Zakky Mubarak

Iman Perjuangan dan Kesetiaan

Iman Perjuangan dan Kesetiaan
(Ilustrasi: NUO).
(Ilustrasi: NUO).

Oleh: KH. Zakky Mubarak
Sebagian dari bukti keimanan seseorang manusia muslim adalah kemauan yang bersungguh-sungguh dalam perjuangan untuk mencapai tujuan yang baik dan terpuji. Iman yang merupakan kepercayaan dan keyakinan dalam hati saja, belum dibuktikan dengan usaha dan perjuangan yang nyata adalah keimanan yang lemah dan hampa.

 

Iman yang sebenarnya selalu dirangkaikan dengan perjuangan dan pengorbanan bagi kebesaran Islam dan umatnya:

 

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ وَجَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ  

 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Hujurat, 49: 15).

 

Berjuang di jalan Allah dengan harta, jiwa dan potensi-potensi lain yang dimiliki muslim merupakan bukti yang nyata dari keimanannya. Dengan berjuang, bekerja keras dan berusaha secara sungguh-sungguh di jalan Allah, maka kesejahteraan segera terwujud di kalangan umat manusia. Berjuang di jalan Allah, memiliki makna yang sangat luas, yaitu segala upaya dan usaha untuk melaksanakan kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Termasuk berjuang dijalan Allah adalah melaksanakan pendidikan, kegiatan ekonomi, pertanian, pertahanan, peningkatan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan dan berbagai usaha terpuji lainnya. 

 

Manusia mukmin adalah mereka yang selalu konsekwen dalam memperjuangkan kebenaran dan bersikap istiqamah dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Mereka meiliki ketabahan yang kuat dan bekerja dengan tekun, dengan penuh keikhlasan  serta tidak tergiur menghadapi berbagai tawaran berupa kenikmatan duniawi yang bersifat menipu. Perjuangan seperti disebutkan di atas, telah nyata dicontohkan para pendahulu kita, seperti para Nabi, sahabat, ulama dan orang-orang shalih, Allah berfirman:

 

مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ رِجَالٞ صَدَقُواْ مَا عَٰهَدُواْ ٱللَّهَ عَلَيۡهِۖ فَمِنۡهُم مَّن قَضَىٰ نَحۡبَهُۥ وَمِنۡهُم مَّن يَنتَظِرُۖ وَمَا بَدَّلُواْ تَبۡدِيلٗا  

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)”. (Q.S. Al-Ahzab, 33:23).

 

Menguatnya iman dalam kalbu seorang muslim ditandai dengan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, kesetiaan yang utuh dan kepasrahan total kepada-Nya. Dengan demikian, ia tidak takut kepada apa dan siapapun, kecuali hanya kepada Allah saja, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. 

 

 ٱلَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخۡشَوۡنَهُۥ وَلَا يَخۡشَوۡنَ أَحَدًا إِلَّا ٱللَّهَۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبٗا  

 

“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. (Q.S. Al-Ahzab, 33:39).

 

Manusia mukmin, bila telah memiliki iman yang kuat, mereka selalu menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, mereka tidak bergeming setapak pun dalam menghadapi rintangan yang menghadapinya. Allah berfirman:

 

إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذَا دُعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ أَن يَقُولُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخۡشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقۡهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ  

 

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan "kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan”. (Q.S. Al-Nur, 24: 51-52).

 

Penulis merupakan salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru