Garut, NU Jabar Online
Ketua umum Barisan Nusantara Pembela Merah Putih (BNP-Merah Putih) KH Aceng Abdul Mujib mengecam setiap tindakan yang tidak manusiawi, khususnya kejadian yang menimpa ananda David putra dari kader Banser NU.
Hal tersebut disampaikan saat ia mengisi apel kebangsaan dalam menyambut haul musisi dan harlah Pondok Pesantren Fauzan yang ke-173 serta tasyakur harlah satu abad NU di lapangan SMK Fauzaniyyah Komplek Pesantren Fauzan 05/05 Desa/Kec. Sukaresmi Kab. Garut, Jawa Barat. 24/02/2023
"BNP Merah Putih mengecam setiap tindakan tidak manusiawi, karena hal tersebut jauh nilai-nilai agama islam." tegas Aceng Mujib yang juga pengasuh Pondok Pesantren Salaman Fauzan III.
Ia tegaskan bahwa setiap manusia harus memiliki rasa saling menyayangi, karena hal tersebut menurutnya merupakan wasilah Allah menyayangi kita.
"Kalau kita menyayangi sesama manusia, maka Allah akan menyayangi kita." ujar Kyai kondang asal Garut tersebut.
Selain itu, Kyai yang juga merupakan a'wan PWNU Jawa Barat sampaikan dasar atau latar belakang dibentuknya BNP Merah putih.
Latar belakang yang pertama dibentuknya BNP Merah putih kata Aceng Mujib adalah motivasi agama, karena dalam beberapa tahun terakhir banyak yang mengaku islam tapi jauh dari nilai dari agama islam.
Menurut dia, banyak penistaan agama yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku islam namun keluar dari aturan agama islam. Seperti halnya ada yang mengaku islam, namun shalat menghadap ke timur.
Selain itu, menurut Aceng Mujib ada pula yang mengaku islam namun menganggap kafir kepada muslim lain yang tidak sependapat dengan mereka. Sehingga hal tersebut harus dilawan.
Kedua, latar belakang dibentuknya BNP Merah putih yaitu motivasi kebangsaan. Aceng Mujib ingatkan bahwa kelompok radikal membentrokkan agama dengan negara dengan membawa bendera atas agama serta menolak ideologi pancasila.
Sehingga dengan demikian, Aceng Mujib mengajak semua anggota untuk menjadi pengikut dan pecinta ulama serta menjaga negara.
Terakhir, latar belakang yang ketiga yaitu motivasi budaya, dimana menurutnya manusia yang tidak memperlakukan manusia tidak manusiawi, maka harus dilawan. Tidak boleh ada manusia yang tidak memiliki nilai kemanusiaan di dunia ini.
Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Agung Gumelar
