• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Ubudiyah

Jatuh pada Tanggal 8 Maret, Berikut 5 Amalan di Malam Nisfu Syaban

Jatuh pada Tanggal 8 Maret, Berikut 5 Amalan di Malam Nisfu Syaban
Jatuh pada Tanggal 8 Maret, Berikut 5 Amalan di Malam Nisfu Syaban. (Foto NU Online Jabar)
Jatuh pada Tanggal 8 Maret, Berikut 5 Amalan di Malam Nisfu Syaban. (Foto NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), malam nisfu Syaban atau malam ke 15 bulan Syaban 1444 H jatuh pada hari Rabu, 8 Maret 2023. 


Malam Nisfu Syaban merupakan malam yang sangat istimewa, sebab di malam ini diyakini bahwa Allah Swt akan menghapuskan dosa bagi mereka yang memohon pengampunan atas segala dosa-dosa yang telah diperbuat. 


Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Saw berikut: 


"Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).


Oleh karenannya, tak heran jika umat Muslim khususnya di Indonesia berbondong-bondong melakukan amalan dan doa-doa tertentu yang dipanjatkan baik secara individu ataupun berjamaah. Berikut ini lima amalan yang bisa dilakukan di malam nisfu Syaban: 


Pertama, membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali


Membaca surat Yasin di malam nisfu Syaban dapat membawa keberkahan bagi pembacanya. Bacaan yang pertama diniatkan untuk memohon dipanjangkan umurnya dalam kondisi taat dan patuh kepada Allah Swt. Bacaan kedua, diniatkan untuk menolak bala seumur hidup. Bacaan ketiga, diniatkan untuk meminta kecukupan selama hidup di dunia.


Kedua, memperbanyak doa


Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa di malam nisfu Syaban. Hal ini dilakukan karena pada malam nisfu Syaban, Allah Swt turun ke bumi untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Bakar ash-Shidiq dari Rasulullah Saw berikut: 


ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء 


Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).


Ketiga, memperbanyak istighfar


Sebagaimana sudah dijelaskan dalam poin di atas bahwa Allah Swt akan turun ke bumi di malam nisfu Syaban untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang meminta ampunan kepada-Nya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk memperbanyak membaca istighfar. 


Keempat, memperbanyak syahadat


Sayid Muhammad bin Alawi mengatakan bahwa seyogyanya di waktu-waktu yang penuh keberkahan dianjurkan untuk diisi dengan kalimat-kalimat mulia seperti memperbanyak membaca syahadat. Ia mengatakan: 


وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله


Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”


Kelima, membaca doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani


Selanjutnya, kita dapat menutup rangkaian amalan di malam nisfu Syaban ini dengan doa yang dipanjatkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani berikut: 


اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ


“Ya Allah limpahkan rahmat ta’dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 249)


Pewarta: Agung Gumelar


Ubudiyah Terbaru