• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Garut

Aceng Mujib Jelaskan Tiga Orang Tua yang Wajib di Hormati 

Aceng Mujib Jelaskan Tiga Orang Tua yang Wajib di Hormati 
Aceng Mujib Jelaskan Tiga Orang Tua yang Wajib di Hormati  (Foto: NU Online Jabar)
Aceng Mujib Jelaskan Tiga Orang Tua yang Wajib di Hormati  (Foto: NU Online Jabar)

Garut, NU Online Jabar
Setiap manusia yang lahir ke dunia, pastinya mereka dilahirkan dari rahim ibu mereka sendiri. Hal tersebut menjadikan dasar kita untuk menjaga ikatan dengan orang tua. Menghormati mereka selagi ada dan mengingat mereka ketika sudah tiada dengan cara mendoakannya, merupakan bentuk kasih sayang anak terhadap orang tuanya. Karena tanpa mereka kita mungkin tidak akan terlahir.


Ungkapan tersebut menjadi pesan penting yang disampaikan oleh A'wan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Aceng Abdul Mujib, dalam mengisi tausyiah peringatan haul Almarhum Abah Hamid bin Mad Ukri dan almarhumah Ibu Emik binti Mad To'i sekaligus peresmian Gedung SD Nurul Faizin Annahdliyah Kp. Datar Desa Cintadamai Kec. Sukaresmi Kabupaten Garut, Jumat (24/6).


Menurut pengasuh Pondok Pesantren Salaman Fauzan III itu, ada tiga orang tua yang wajib kita hormati.


Pertama adalah orang tua yang melahirkan kita, hal tersebut menurutnya merupakan sebuah kewajiban kita selaku anak untuk menghormati mereka karena telah melahirkan kita ke alam dunia.


"Kita harus menghormati orang tua yang melahirkan kita karena tanpa mereka hari ini kita tidak mungkin ada," tutur Aceng Mujib sapaan akrabnya. 


Kemudian, yang kedua menurut Aceng Mujib yaitu orang tua yang mendidik kita. Hal ini ia tegaskan bahwa yang dimaksud dengan orang tua yang mendidik kita adalah guru. Guru pula memiliki tingkatan lebih tinggi, karena menurutnya, guru mengarahkan kita agar kita bisa selamat di dunia sampai di akhirat.


Adapun cara untuk menghormati guru sebagaimana nadzom al Fiyah ibnu Malik. Pertama harus sering bersilaturahmi kepadanya, yang kedua harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan atau kesukaannya.


"Jangan sampai ketika bertemu dengan guru malah "nyumput" (sembunyi) karena takut di suruh, tapi coba temui kemudian tanya apa yang dibutuhkan dan apakah memerlukan bantuan kita atau tidak," ujar pria Ketua ALMAGARI itu.


Yang ke tiga terakhir yaitu orang tua yang menikahkan kita (mertua), karena sejatinya mereka merupakan orang tua dari anak yang menyayangi kita. 


“Sejatinya tidak akan ada yang menyayangi kita kalau tidak dilahirkan dari orang tuanya. Kita juga harus menyayangi orang-orang terdekatnya,” pungkasnya.


Hadir dalam kegiatan tersebut A'wan PWNU Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib, Ketua dan sekretaris MWC NU Sukaresmi KH Aceng Aup Fauzani dan Asep Abdulloh, puluhan Ajengan serta Keluarga Besar Abah Hamid bin Mad Ukri.


Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Abdul Manap


Garut Terbaru