• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Daerah

Terpilih sebagai Ketua Fatayat Kota Sukabumi, Mustika Wiguna Dorong Kader Optimalkan Dakwah Media Sosial

Terpilih sebagai Ketua Fatayat Kota Sukabumi, Mustika Wiguna Dorong Kader Optimalkan Dakwah Media Sosial
Terpilih Sebagai Ketua Fatayat Kota Sukabumi, Mustika Wiguna Dorong Kader Optimalkan Dakwah Media Sosial (Foto: Amus Mustaqim)
Terpilih Sebagai Ketua Fatayat Kota Sukabumi, Mustika Wiguna Dorong Kader Optimalkan Dakwah Media Sosial (Foto: Amus Mustaqim)

Sukabumi, NU Online Jabar
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Sukabumi, Mustika Wiguna mengungkapkan Fatayat harus mampu berperan dan menyamakan persepsi dari level atas sampai bawah agar tujuan organisasi bisa tercapai yakni mewujudkan perempuan muda Islam yang bertakwa kepada Allah SWT berguna bagi Nusa bangsa dan setia terhadap Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah. Hal tersebut disampaikan melalui pesan singkat kepada NU Online Jabar pada Senin, 04/10.

 

“Sebagai organisasi yang bertujuan untuk mengangkat harkat, martabat dan derajat kaum perempuan, tentunya Fatayat NU harus menyamakan persepsi hingga ke tingkat ranting, agar tujuan organisasi dapat tercapai tidak hanya pada pimpinan pusat saja namun dapat menyeluruh hingga ke dasar, sehingga akan lebih mudah untuk mewujudkan perempuan muda Islam yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, beramal, cakap, bertanggung jawab, berguna bagi nusa, bangsa dan agama serta terwujudnya rasa kesetiaan terhadap azas, aqidah dan tujuan Nahdlatul Ulama dalam menegakan syariat Islam sesuai dengan konteks kekinian,” ungkapnya.

 

Ia menyampaikan, Fatayat harus mampu menangkap peluang yang ada. Sebab, terbuka lebarnya kesempatan pendidikan hanya akan berhasil jika masyarakat terutama kaum perempuan menyambut peluang tersebut. 

 

“Kesempatan berpendidikan terbuka lebar, banyak beasiswa yang ditawarkan baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta, hanya akan berhasil jika masyarakat terutama kaum perempuan siap untuk menyambut berbagai peluang tersebut. Saat ini jumlah dokter kandungan saja masih didominasi oleh kaum laki-laki, padahal ada perkara yang justru dapat lebih dipahami oleh sesama perempuan. Begitupun dengan bidang pekerjaan lainnya, kepolisian misalnya, sangat membutuhkan kaum perempuan sebagai petugas karena banyak perkara sosial yang melibatkan kaum perempuan baik sebagai pelaku maupun korban. Tentunya hal semacam itu yang menjadi “pekerjaan rumah” bagi kita semua agar masalah kaum perempuan dapat teratasi secara menyeluruh,” tutur Mustika.

 

Perempuan yang juga selaku Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Sukabumi ini berpendapat terkait beberapa pemuka agama yang tidak dapat memaknai hukum sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian, seolah tidak mau belajar hal yang baru. Kondisi tersebut menurutnya turut berperan dalam keterpurukan nasib kaum perempuan di Indonesia.

 

Bahkan menurutnya, anggota Fatayat NU sedapat mungkin membuat gebrakan dengan memanfaatkan plat form media sosial sebagai sarana dakwah sudah harus dilakukan agar lebih banyak perempuan yang merasakan dampak perubahan dari hasil pemikiran anggota terutama yang sudah sukses berkontribusi untuk menyejahterakan umat. 

 

“Maraknya postingan media sosial, gerakan kembali kepada Qur’an dan Sunnah yang salah kaprah, membuat kondisi perempuan merasa terombang-ambing, satu sisi ingin maju secara ekonomi dan pendidikan, namun pada sisi lain merasa takut untuk melangkah dikarenakan banyak postingan yang membatasi gerak langkah perempuan. Banyaknya pemuka agama yang tidak dapat memaknai hukum sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian, tidak mau belajar hal yang baru, dominasi tafsir oleh pemuka agama laki-laki, semua itu ikut berperan dalam keterpurukan nasib kaum perempuan di Indonesia. Tentu anggota Fatayat NU juga harus dapat membuat gebrakan dengan menjadi content creator yang menyajikan konten-konten berkualitas, memotivasi, dan menambah pengetahuan bagi kaum perempuan serta lebih banyak yang merasakan dampak perubahan dari hasil pemikiran para anggota Fatayat NU terutama yang sudah sukses berkontribusi untuk menyejahterakan umat,” tegasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Mustika juga menyampaikan perlu berbagai upaya untuk menyadarkan kaum perempuan yang masih terjebak dengan dogma lama antara lain beberapa hal yang dianggap timpang seperti, perempuan harus membatasi aktivitas di luar rumah, tidak boleh menampakkan wajahnya kepada laki-laki selain keluarga, cukup diam menunggu perintah suami/wali, tidak dapat memutuskan suatu perkara bahkan yang menyangkut kehidupannya, tidak usah sekolah tinggi, cap sebagai fitnah dan penggoda laki-laki, dan lain sebagainya. Tentu hal itu hal tersebut sudah sedemikian melekat di budaya masyarakat. Kendati demikian, perlu direkonstruksi demi kemajuan perempuan muslim di Indonesia khususnya. 

 

“Fatayat NU harus mampu menjadi leader bagi kaum perempuan di sekitarnya dalam pemberdayaan ekonomi, menjadi orang tua yang baik, mengayomi sesama perempuan, menjadi penyemangat, juga menjadi fasilitator dalam segala hal yang berkaitan dengan kemajuan perempuan. Pada akhirnya, kesadaran para anggota Fatayat NU dalam merevitalisasi perannya di masyarakat, sebagaimana cita-cita yang didengungkan oleh para pendirinya harus dapat merangkul semua kalangan perempuan. Sehingga, minimalnya perempuan dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai pribadi, sebagai masyarakat sosial yang multi etnis dan heterogen, sebagai warga negara Indonesia, juga sebagai penghuni dunia yang dapat turut berkontribusi untuk kemajuan peradaban dunia melalui ajaran ahlussunnah waljama’ah an-nahdliyyah,” pungkasnya.

 

Untuk diketahui, Mustika Wiguna terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang NU Kota Sukabumi pada Sabtu (02/10) melalui Konferensi Cabang Fatayat NU masa khidmat 2021-2026 yang digelar di Baros Kota Sukabumi.

 

Pewarta: Amus Mustaqim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
 


Daerah Terbaru