• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Nasional

Buya Said: Batik Jadi Salah Satu Ciri Khas Indonesia yang Diakui Dunia

Buya Said: Batik Jadi Salah Satu Ciri Khas Indonesia yang Diakui Dunia
Foto: KH Said Aqil Siroj
Foto: KH Said Aqil Siroj

Batik merupakan salah satu ciri khas pakaian masyarakat Indonesia yang masih bertahan sampai hari ini, sekalipun dunia saat ini sudah memasuki era digital. Keanekaragaman budaya di Indonesia membuat hampir di setiap daerah memiliki ukiran batik masing-masing. Bahkan, meski sempat dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, batik Indonesia tidak hilang.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj batik merupakan salah satu ciri khas Indonesia yang unik serta memiliki makna filosofi daerahnya masing-masing sesuai dengan daerah tempat pembuatannya.

"Orang dulu membuat motifnya itu tidak sembarangan. Apalagi yang batik tulis. Konon katanya ketika akan membatik itu ada yang tirakat dulu sebab ada yang sampai dua tahun. Konon begitu yang batik tulis. Itu untuk keberkahan," ungkapnya di Gedung PBNU, Kamis 2 Oktober 2014 lalu.

Kiai yang akrab disapa Buya Said menilai, orang yang membatik bukan hanya semata-mata mencari materi atau uang, akan tetapi mempertahankan jati diri. Sebab, uang itu tak setimpal dari daya ciptanya. 

Ia juga menuturkan, menjadi warga negara Indonesia adalah amanat dari Allah SWT.

"Saya jadi orang Indonesia bukan pilihan. Tiba-tiba Tuhan menghendaki saya jadi orang Indonesia, itu kan anugerah, amanah dari Tuhan," tutur Buya Said..

Batik, lanjut Buya Said, adalah produk budaya manusia Indonesia. Sedangkan budaya adalah pembeda antara manusia dengan binatang. Sebelum lahir, seseorang sudah berada dalam budaya tertentu dalam aturan tata cara pakaian dan tata cara hidup tertentu.

Buya Said yang juga selaku pimpinan Pondok Pesantren Ats-Tsaqofah Ciganjur Jakarta Selatan menjelaskan, orang Indonesia yang berpakaian gaya Arab, tidak ada hubungannya dengan kedalaman keberagamaan. Hal tersebut dikarenakan padai zaman Rasulullah saja yang menggunakan pakaian seperti itu adalah Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka justru penentang Islam paling utama dan terdepan.

Ia menegaskan, dalam Islam, yang penting dalam berpakaian itu menutup aurat.

"Mau sarung, kain, jilbab, kebaya, sari India, celana asal tidak terlalu ketat, yang penting menutup aurat. Adapun jika budaya bertabrakan dengan Islam, maka Islam meluruskan. Yang tidak bertabrakan, kita pertahankan seperti batik," tegasnya.  

Untuk diketahui, Badan PBB, UNESCO, mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Tepat pada tanggal 2 Oktober diresmikan sebagai Peringatan Hari Batik Nasional melalui Penerbitan Kepres No 33, 17 November 2009. Selamat Hari Batik Nasional. 

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
Sumber: Babussalam Online


Nasional Terbaru