Belajar Kemandirian Umat dari Rasulullah SAW dan Para Sahabat
Ahad, 3 Oktober 2021 | 07:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin mengajak untuk meneladani cara Rasulullah SAW dan para sahabat dalam hal kemandirian ekonomi terkhusus kemandirian ekonomi bagi umat.
Kiai Abun mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat mampu memajukan sebuah negara hanya dengan pajak, ghanimah, zakat, infak, dan sedekah.
“Kita belajar pada Rasulullah dan para sahabat, pada waktu itu hanya lewat jizyah, ghanimah, zakat, infak, dan sedekah negara itu bisa maju, bisa berkembang,” tuturnya pada acara webinar Kemandirian umat yang diselenggarakan Panitia Konferwil ke-XVIII PWNU Jabar, Sabtu (2/10). “Mengapa kita tidak bisa hanya sekedar ngurus NU saja?,” imbuhnya.
Menurutnya, terwujudnya kemandirian ekonomi memerlukan rasa keinginan yang kuat dalam diri serta harus dibekali dengan keahlian yang mumpuni.
Ia kemudian bercerita ketika dirinya melakukan studi banding ke Malaysia, ia mendapati orang-orang yang sedang mengantri di bank, mereka adalah orang-orang yang ingin menyetorkan zakatnya.
“Kapan kita seperti mereka?,” ujar Kiai Abun.
Menurutnya, kalau hal ini dilakukan potensi kemandirian umat akan sangat besar. Ia menuturkan bahwa PR terbesar saat ini adalah bagaimana menanamkan kepercayaan kepada masyarakat.
“Kalu kita mampu menggali sebetulnya bisa, tapi karena kita ini mungkin waktunya kurang atau kemampuannya tidak menunjang, atau semangatnya tidak ada atau mungkin hal-hal lain yang tidak menunjang sampai tukcing (setelah dibentuk cicing) tidak pernah bergerak,” tuturnya.
Padahal, lanjut Pengasuh Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta ini, KH Ma’ruf Amin selalu mengatakan bahwa kita harus munaddzim (mampu menjadi organisatoris yang baik), muharrik (bisa menggerakkan), bahkan kita harus mujahid (mau dan mampu berkorban), muwahhid (menyatukan potensi), dan terakhir adalah mukhlis (yang ikhlas dalam segala pengorbanannya).
Ia lalu menuturkan keinginannya untuk menjadi yang memberi bukan lagi yang diberi.
“Kita tidak selamanya minta, bikin proposal kemudian telepon sana sini untuk dibelaskasihani. Tapi kita ingin menjadi yang memberi yang dominan di bidang ekonomi, insyaallah kita bisa kalau kita usaha, kalau kita mau, kalau kita mampu,” tuturnya.
Kemampuan, lanjut Kiai Abun, hal ini sebenarnya tinggal diaplikasikan karena banyak para doktor dan magister yang ada di bidang pengelolaan, pendistribusian, bahkan juga penggalian zakat, sedekah, dan infak.
“Sepanjang kita belum bisa menggali potensi diri lewat zakat, infak, dan sedekah, kemandirian itu hanya angan-angan. Tapi, kalau kita optimalkan maka insyaallah potensi itu sangat besar,” tuturnya.
Pewarta: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Gempa Cimahi Picu Peringatan Aktivitas Sesar Lembang, LPBINU Jabar Minta Pemda Siapkan Kontinjensi
2
Air sebagai Medium Do’a: Dari Eksperimen Emoto hingga Amalan Rebo Wekasan
3
Kemenag Buka Pendaftaran Peserta Pesantren Award 2025, Daftar di Sini
4
Yudisium 64 Mahasantri STAI KH Saepuddin Zuhri: Simbol Sejarah Berdirinya Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning Tahun 1964
5
Khutbah Jumat Singkat: Sedekah, Bukti Keimanan Kepada Tuhan dengan Menjadi Seorang Dermawan
6
Ponpes Al-Muhajirin Resmikan Rumah Sampah untuk Wujudkan Zero Waste
Terkini
Lihat Semua