Hadirkan Diskar PB Kota Bandung hingga LPBINU, Pesantren Sirnamiskin Target Jadi Pilot Projek Satuan Pendidikan Aman Bencana
Kamis, 14 November 2024 | 15:35 WIB
Kota Bandung, NU Online Jabar
Melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung menggelar kegiatan sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan Mitigasi Bencana Patahan Lembang yang bertempat di Pondok Pesantren Sirnamiskin Kota Bandung pada Kamis (14/11/2024). Kegiatan tersebut turut dihadiri Walikota Bandung yang diwakili oleh Diskar PB Kota Bandung Dian, Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja, Ketua LPBINU Kota Bandung, MWCNU di lingkungan Kota Bandung dan guru-guru di lingkungan Sirnamiskin.
Dalam sambutannya, Dian menyebutkan bahwa Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kerentanan bencana yang cukup tinggi, terutama dengan keberadaan patahan lembang yang dapat mengakibatkan gempa dengan potensi kerusakan signifikan. Menurutnya, kesiapsiagaan dan pemahaman akan mitigasi bencana harus menjadi prioritas bagi kita semua, termasuk di sektor pendidikan.
"Satuan pendidikan aman bencana (SPAB) menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran dan kesiapan menghadapi potensi bencana sejak dini. Melalui program ini, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran tentang bagaimana menyelamatkan diri dan membantu sesama ketika bencana terjadi," jelasnya.
Dalam konteks ini, sambung Dian, sekolah-sekolah berbasis agama memiliki peran strategis, mengingat nilai-nilai keagamaan selalu menanamkan rasa peduli, solidaritas, dan tanggung jawab terhadap sesama. Ia yakin, dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam pelatihan mitigasi bencana dapat menciptakan generasi yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
"Saya juga mengimbau kepada seluruh kepala sekolah dan pengurus lembaga pendidikan agar menyusun rencana tanggap darurat sekolah yang terintegrasi dengan kebijakan SPAB. Pemerintah kota bandung melalui BPBD dan dinas terkait siap untuk memberikan dukungan penuh dalam hal pelatihan, pendampingan, serta penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan," tandasnya.
Sementara itu, Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja mengungkapkan, pihaknya butuh waktu sekitar 4 bulan untuk menyusun kelengkapan dokumen dan sebagainya sampai pelatihan pendekatan kapasitas.
"Tahapannya kita membuat perencanaan awal yakni konsolidasi internal di sekolah, yayasan atau pesantren yang akan membentuk tim dan merumuskan bagaimana pelaksanaan SPAB dilokasi tersebut. Kalau sudah ada tim, kemudian tim itu di SK oleh pihak sekolah atau yayasan yang ke depan akan merumuskan kebijakan. Lalu, pembentukan tim siaga bencana dari internal," ungkapnya.
"Setelah itu, ada yang namanya pembuatan dokumen kajian risiko, nanti ada penilaian mandiri awal kita akan menilai seluruh lingkungan ini dari mulai aspek fisik, aspek sosial, dan itu akan menjadi dokumen yang kemudian akan disusun bersama oleh tim termasuk LPBINU untuk membantu merumuskan dokumen tersebut," sambung pria yang akrab disapa Uwa Dadang.
Ia juga menuturkan bahwa dari kajian risiko tersebut akan terlihat dan bisa diketahui faktor apa saja yang rentan menjadi ancaman bencana hingga kapasitas apa saja yang dimiliki oleh sekolah.
"Nanti, kita juga akan melihat apa saja yang dimiliki oleh pesantren ini, dan akan terlihat pula apa saja kerentanan yang dihadapi oleh Pesantren ini hingga bagaimana cara menyelesaikan persoalan terkait dengan kesiapsiagaan bencana di sini," tandas Uwa Dadang.
Selain itu, Sekretaris PCNU Kota Bandung KH Iik Abdul Chalik berharap, dengan adanya sosialisasi SPAB bisa memberikan motivasi agar semua pihak bisa lebih waspada. "Insya Allah kegiatan ini akan terus dilaksanakan, karena mitigasi bencana itu bukan hanya kita yang tahu, tapi harus satuan pendidikan di Kota Bandung baik yang di bawah Kementerian Agama maupun Kementerian Pendidikan Nasional," tuturnya.
Kiai yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Sirnamiskin tersebut menyebutkan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi kepada semua pihak termasuk LPBINU terkait mitigasi bencana.
"Mudah-mudahan, pesantren Sirnamiskin yang ada satuannya mulai dari tingkat RA, MI, MTs, hingga MA/SMK menjadi pilot projek untuk satuan pendidikan yang aman bencana. Insya Allah kita akan terus dibimbing oleh LPBINU baik Kota Bandung maupun Jawa Barat," pungkasnya.