• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Ubudiyah

Konsep Ikhlas Ala Gus Nadir

Konsep Ikhlas Ala Gus Nadir
Ilustrasi Saling Memberi (Desain: M Iqbal/NUJO).
Ilustrasi Saling Memberi (Desain: M Iqbal/NUJO).

Oleh: Nadirsyah Hosen
Di awal kenabian, Allah menurunkan ayat kepada nabi untuk tidak memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak.  

 

وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ

 

Artinya: "Dan janganlah kamu memberi dengan maksud ingin memperoleh balasan yang lebih banyak. (Al-Muddaththir: 6)

 

Begitulah kebaikan. Agama memagari kita dari berharap balasan dari perbuatan kita. 

 

Sebut saja misalnya, bersedekah atau menolong orang lain, lakukan saja! Tidak perlu berpikir apa balasan atau timbal baliknya. Kita diperintahkan hanya berbuat baik. Hanya berbuat baik. Sesimpel itu. 

 

Bicara seperti ini memang mudah, dan sulit untuk diamaliahkan. Bahwa seringkali dibalik kebaikan kita tersembul keinginan untuk mendapat balasan dari kebaikan yang dilakukan. Cukuplah Allah yang nanti akan membalas kebaikan amal kita, tidak perlu berharap pada sesama makhluk-Nya.  

 

Begitulah konsep ikhlas dalam memberi tanpa berharap akan menerima lebih banyak. Dan tidak sedikit orang tergelincir karena berharap lebih banyak yang ia terima, atau ada udang dibalik batu dari tindakan kebaikannya. Hasilnya kecewa, memusuhi yang diberi, putus asa, stress. 

 

Maka, percayalah, semua perbuatan baik tidak akan sia-sia. Lupakan saja perbuatan baik yang baru saja kita kerjakan, biar malaikat yang mencatatnya dan Allah yang memberi ganjaran. Gak usah berharap pada balasan makhluk. 

 

Dan jika kebaikan dalam memberi saja kita dilarang berharap lebih banyak, maka tentu saja perkataan dan tindakan kita yang menyakitkan, memprovokasi, menyinggung perasaan orang lain,  membakar emosi orang banyak tentu saja harus dijauhi. Tak mungkin ada kebaikan dari itu. Justru perkataan yang buruk dan tindakan yang jelek tidak akan menghasilkan reaksi yang baik. Maka harapan apa yang bisa kita impikan dari perkataan dan perbuatan buruk. Dan malaikat pun mencatatnya sebagai keburukan. 

 

Maka, sabda Nabi, hendaklah berkata baik atau diam.

 

Penulis merupakan Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School
 


Ubudiyah Terbaru