Bacaan Sholawat Nabi dan Bebasnya Seseorang dari Siksa Kubur
Senin, 19 Desember 2022 | 08:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Fase kehidupan manusia setelah alam rahim dan alam dunia yaitu fase alam kubur atau barzakh. Alam kubur merupakan alam setelah hidup dan kematian. Dalam alam tersebut manusia akan merasakan dua kenikmatan, yaitu kenikmatan kebahagiaan dilihatkannya surga alam akhirat sebagai alam selanjutnya, dan kenikmatan pedihnya siksa kubur. Â Â
Dalam banyak keterangan Rasulullah SAW menyebutkan nikmat dan siksa kubur. Keduanya merupakan ganjaran yang Allah berikan sebelum hari akhir tiba. Kebaikan dan kejahatan seseorang selama di dunia cukup menentukan balasan apa yang akan diterimanya di alam barzakh.Â
Salah satu amalan yang dapat membebaskan manusia di alam kubur dari pedihnya siksa yaitu dengan membaca sholawat kepada Nabi, seperti kisah dalam kitab Tsimarul Yaniâah fir Riyadhil Badiâah karya Syekh M Nawawi Banten. (Syekh M Nawawi, Tsimarul Yaniâah, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 92).
Suatu hari seorang ibu tua mendatangi Imam Al-Hasan Al-Bashri. Ia baru saja ditinggal mati anaknya yang perempuan. Kepada Al-Hasan Al-Bashri, ia menyampaikan kerinduan mendalam kepada anaknya. Ia merasa kehilangan. Ia ingin mengetahui keadaan si anak. Ia ingin berjumpa dengan anaknya meski dalam mimpi.Â
Al-Hasan Al-Bashri memahami perasaan yang dialami tamu tersebut. Ia kemudian menyarankan si ibu untuk melakukan sembahyang empat rakaat setelah sembahyang Isya.Â
âBacalah Surat Alhakumut Takatsur sekali setiap rakaat setelah pembacaan Surat Al-Fatihah. Lalu berbaringlah. Bacalah shalawat nabi hingga kau tertidur.âÂ
Perempuan itu mendengarkan baik-baik fatwa Al-Hasan Al-Bashri. Ia segera pulang dan menjalankan fatwa tersebut. Terjadilah apa yang dikehendaki si ibu. Ia dapat berjumpa dengan anak perempuannya yang telah meninggal. Tetapi ia begitu terkejut melihat anaknya terbelenggu dan terpasung dalam siksa kubur.Â
Bangun tidur, ia kembali menemui Al-Hasan Al-Bashri. Ia mengabarkan kondisi anaknya di alam barzakh. Mendengar cerita si ibu, Al-Hasan Al-Bashri pun sempat gelisah dan bimbang sesaat. Al-Hasan Al-Bashri menyarankan tamunya untuk bersedekah yang amalnya dihadiahkan untuk ahli kubur yang dimaksud.Â
Ibu tersebut pulang. Ia mengikuti saran Al-Hasan Al-Bashri. Benar saja, kondisi anaknya berubah di alam kubur. Tetapi kali ini Al-Hasan Al-Bashri yang justru mimpi bertemu anak perempuan tersebut. Pada malam itu, Al-Hasan Al-Bashri seperti berada di taman surga yang terdapat sofa bagus di dalamnya. Di taman itu Al-Hasan Al-Bashri melihat seorang perempuan muda yang cantik dengan mahkota cahaya di kepala.Â
âApakah Tuan mengenal saya?â perempuan muda itu menyapa Al-Hasan Al-Bashri.Â
âTidak.â
âAku putri dari seorang ibu tua yang mengunjungi Tuan.âÂ
âIya, tetapi bukan seperti (sebaik) ini ibumu menceritakan kondisimu,â kata Al-Hasan Al-Bashri terheran.Â
âTuan benar, kemarin-kemarin keadaanku memang demikian (buruk dan tersiksa).âÂ
âLalu dengan apa kau mendapat kemuliaan seperti ini?âÂ
âDi alam barzakh, kami berjumlah 70.000 orang menerima siksa kubur. Tetapi suatu hari ada seorang saleh yang baik hati melewati pemakaman kami. Ia membaca shalawat nabi sekali dan menghadiahkan pahalanya untuk kami sehingga Allah membebaskan kami dari siksa tersebut melalui keberkahan Rasulullah SAW. Keadaanku sampai berubah (180 derajat menjadi baik) seperti Tuan lihat sekarang,â jawab perempuan tersebut.
Editor: Abdul Manap
Sumber: NU Online
Â
Terpopuler
1
Innalillahi, Pimpinan Pesantren Manuk Heulang Tasikmalaya Ajengan Mimih Haeruman Wafat
2
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
3
Idul Adha 1446 H, DKM Musholla Nurul Hidayah Sembelih Hewan Kurban Sebanyak 1,1 Ton
4
Pesantren Al-Hamidiyah Depok Gelar Takbir Keliling, Meriahkan Idul Adha dengan Kreativitas Santri
5
Rutin Gelar Istighotsah Reboan dan Silaturahmi, PCNU Bogor Perkuat Soliditas Jamâiyyah
6
Kebahagiaan Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah
Terkini
Lihat Semua