Agung Gumelar
Penulis
Allah Swt menciptakan dan menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna di antara para makhluk-Nya yang lain. Saking sempurnanya, manusia diberikan mandat untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Kesempurnaan manusia itu lantas membuat umat manusia diharuskan saling menghormati satu sama lain, dan tidak saling menyakiti. Hal ini bukan saja berlaku ketika manusia tersebut masih bernyawa. Akan tetapi, kita juga diharuskan untuk menghormati sesama manusia meski pun ia telah tiada.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim KH Cep Herry Syarifudin dalam bukunya ‘Meniti Kebahagiaan Abadi’ mengungkapkan bahwa Rasulullah Saw pernah mempraktikkan hal tersebut di depan para sahabat.
Diterangkan bahwasanya Rasulullah Saw pernah berdiri menghormati jenazah orang Yahudi yang lewat di hadapan beliau dan para sahabat. Sikap Rasulullah Saw tersebut mengindikasikan bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah Swt.
Artinya, jika Allah Swt saja sebagai penguasa langit dan bumi memuliakan manusia sebagai makhluk-Nya, maka sangat pantas bila kita pun demikian. Salah satunya yakni dengan berdiri ketika ada jenazah yang lewat di hadapan kita.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, berikut:
عَنْ اَبِيْ سَعِيْدٍ، اَنَّ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَا لَ: اِذَا رَأَيْتُمُ الْجَنَازَةِ فَقُوْمُوْا، فَمَنْ تَبِعَهَا فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى تُوْضَعَ. (متفق عليه)
“Apabila kalian melihat jenazah lewat, maka berdirilah. Lalu barang siapa yang mengiringi jenazahnya, janganlah ia duduk hingga mayit diturunkan (dari pundak para pemikul jenazah). (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Berdiri saat ada jenazah lewat di hadapan kita merupakan bentuk penghormatan kepada si mayit, kendati mayit tersebut non Muslim atau berbeda agama sekali pun.
Sementara dalam keterangan lain, KH Cep Herry Syarifudin juga menuliskan delapan anjuran umat terhadap jenazah, sebagaimana berikut:
1. Tidak meratapi si mayit.
2. Membayarkan hutang si mayit sebelum disholatkan.
3. Disholatkan oleh 40 lelaki Muslim (jika ada).
4. Menyegerakan penguburan si mayit.
5. Anjuran mentalqin mayit di kuburnya.
6. Anjuran berdiri saat keranda mayit lewat.
7. Anjuran membaca Surat Yasin kepada orang yang telah wafat.
8. Anjuran bertakziah kepada keluarga mayit yang berduka.
Dengan demikian, jelas sudah bahwa tidak ada celah sedikit pun untuk kita tidak saling menghormati atau bahkan menghina sesama manusia lainnya sehingga menyakiti perasaannya, karena tidak ada manusia yang lebih mulia di sisi-Nya kecuali karena ketakwaannya. Wallahu a’lam. (Agung Gumelar)
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
Terkini
Lihat Semua