• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Ubudiyah

Amalan dan Keutamaan lafal Basmallah dari Kiai Sholeh Darat

Amalan dan Keutamaan lafal Basmallah dari Kiai Sholeh Darat
Amalan dan Keutamaan lafal Basmallah dari Kiai Sholeh Darat (Ilustrasi: NU Online)
Amalan dan Keutamaan lafal Basmallah dari Kiai Sholeh Darat (Ilustrasi: NU Online)


Bandung, NU Online Jabar
Lafal basmallah merupakan lafal yang populer dikalangan umat muslim. Lafal tersebut merupakan lafal yang sering di ucapkan ketika hendak melakukan segenap aktivitas. Lafal tersebut mempunyai arti “Dengan Menyebut Namamu ya Allah” maka segenap aktivitas yang dilakukan umat muslim sebaiknya tidak luput dari ucapan lafal tersebut dengan harap kelancaran atas nama Tuhan.

 

Keagungan dan fadhilah Basmalah sudah sangat masyhur di kalangan ulama, santri bahkan muslimin secara luas. Banyak ijazah dzikir Basmallah yang diwariskan para ulama kepada kita yang kesemuanya diambil dari samudera hikmah sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.  

 

Misalnya dari sanad yang bermuara kepada Syaikh ‘Abdul Qadir Al Jailani, dari Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dan lain lain. Hal ini jelas membuktikan perhatian para ulama-ush shalihin agar kita mendapat fadhilahnya yang tak terhingga dan agar kita tidak lepas dari kasih sayang (Rahman Rahimnya) Allah subhanahu wa ta’aalaa di mana pun kita berada. 

 

Demikian pula dengan KH Sholeh bin Umar Assamarani yang lebih dikenal Kiai Sholeh Darat. Dalam kitab Minhajul Atqiya syarah Hidayatul Adzkiya ila Thariqil Awliya’ (hlm 11-12), beliau mengajarkan salah satu amalan Basmalah. Beliau menulis yang kurang lebih artinya:

 

Berkata Sayidis Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani: “Jika kalian ingin sampai pada derajat “Kekasih Allah/Orang shalih”, maka bangunlah setiap sepertiga malam terakhir (yakni pukul 03 dini hari), kemudian bacalah “Bismillaahirrahmaanirrahiim” sebanyak hitungan jumlah hurufnya berdasarkan abjad (Abajadun)”. Kemudian bacalah shalawat Nabi sebanyak bilangan nama Muhammad, lalu berdo’alah kepada Allah Ta’ala, “Ya Allah, dengan hak Bismillahirrahmanirrahim jadikanlah hamba termasuk golongan hambaMu yang shalih”. 

 

Berapakah hitungan huruf basmalah? Kiai Shaleh Darat dalam Kitab tersebut tidak menjelaskannya/memerincinya. Tapi jika kita menengok kebanyakan ijazah para ulama, maka yang dimaksud adalah 786 kali dengan perincian menurut Abajadun sebagai berikut: 

 

Ba (2), Sin (60), Mim (40), Alif (1), Lam (30), Lam (30), Ha (5), Alif (1), Lam (30), Ro (200), Ha (8), Mim (40), Nun (50), Alif (1), Lam (30), Ro (200), Ha (8), Ya (10) dan Mim (40) = 786 kali. Lalu berapakah hitungan nama Muhammad? Kiai Shaleh Darat menjelaskan dalam kitab tersebut, yakni 132 kali. Jika kita melihat tabel Abajadun maka kita temukan: Mim (40), Ha (8), Mim (40), Mim (40) dan Dal (4) = 132 kali. 

 

Adapun lafadz shalawat yang dibaca sebanyak 132 kali tersebut adalah:

 

 أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِهٖ، صَلَاةَ أَهْلِ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرِضِ عَلَيْهِ، وَأَجِزْ يَا رَبِّ لُطْفِكَ الخَفِيِّ فِي أَمْرِيْ. 

 

Begitu besar perhatian Kiai Shaleh Darat kepada masyarakat sehingga dengan terperinci beliau menjelaskan tata cara dzikirnya. Karena berharap kita (para santri yang membaca kitabnya) menjadi kekasih Allah/menjadi orang shalih. Harapan yang sangat agung.


Keutamaan Lafal Basmallah
Imam Ibnu Katsir (1301 M-1372 M) dalam karya tafsirnya menjelaskan bahwa “bismillah” mengandung keberkahan. Oleh karena itu, kita dianjurkan (diwajibkan menurut sebagian ulama) melafalkannya pada setiap awal aktivitas dan perkataan. 

 

Kita dianjurkan membaca “bismillah” ketika berkhotbah, hendak memasuki toilet (HR Ahmad), mengawali wudhu, hendak berhubungan suami dan istri (HR Bukhari dan Muslim), hendak mengawali aktivitas makan (HR Muslim), berdiri, duduk, shalat, berkendaraan, minum, tidur, menyembelih hewan. Semua ini, kata Ibnu Katsir, dimaksudkan untuk tabarruk, tayamun, dan permohonan atas penyempurnaan aktivitas dan taqabbul. 

 

Berikut ini adalah sejumlah riwayat yang menyatakan keutamaan lafal bismillah yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya. 

 

Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas perihal pertanyaan Sayyidina Utsman tentang “bismillah” kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Itu (bismillah) adalah salah satu asma Allah. Jarak Allah dan asma-Nya yang maha besar itu hanya sebatas jarak hitam mata dan putih mata saking dekatnya,” (Ibnu Abi Hatim dan HR Al-Hakim). 

 

Ibnu Murduwiyah meriwayatkan dari Abu Sa‘id, Rasulullah bercerita bahwa Nabi Isa AS pernah diserahkan kepada seorang guru untuk belajar menulis. Gurunya mengatakan, “Tulislah.” “Apa yang harus kutulis?” kata Nabi Isa. “Bismillah,” kata gurunya. “Apa itu bismillah?” tanya Nabi Isa. “Aku sendiri nggak tahu,” kata gurunya. Nabi Isa menjawab, “Ba-nya itu baha’ullah (keelokan Allah). Sin-nya sana’uhu (keagungan-Nya). Mim-nya mamlakatuhu (kekuasaan-Nya). Allah ilahul alihah (Tuhan para tuhan). Ar-rahman rahmanud dunya (pengasih dunia). Ar-rahim rahimul akhirah (pengasih akhirat).”

 وقد روى ابن مَرْدُويه، من حديث يزيد بن خالد، عن سليمان بن بريدة، وفي رواية عن عبد الكريم أبي أمية، عن ابن بريدة، عن أبيه؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "أنزلت عليّ آية لم تنزل على نبي غير سليمان بن داود وغيري، وهي بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

Artinya, “Ibnu Murduwiyah dari hadits Yazid bin Khalid, dari Sulaiman bin Buraidah, dalam sebuah riwayat Abdul Karim Abi Umayyah, dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW, ‘Sebuah ayat diturunkan kepadaku, ayat yang tidak pernah diturunkan kepada seorang nabi selainku kecuali Sulaiman bin Dawud. Ayat itu berbunyi ‘bismillahir rahmanir rahim,” (Ibnu Murduwiyah dan HR At-Thabarani).


Dari Jabir bin Abdullah, ketika ayat “Bismillahir rahmanir rahim” turun, awan bergerak ke timur, angin menjadi tenang, laut bergelombang, dan setan dilempari di langit. Allah bersumpah dengan kebesaran dan keagungan-Nya bahwa sesuatu yang dinamai dengan nama-Nya niscaya mendapat keberkahan-Nya, (HR Abu Ya’la, Al-Hakim, dan Al-Bazzar). 

 

Dari Waki’, dari Al-A’masy, dari Abu Wa’il, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Siapa saja yang ingin diselamatkan oleh Allah dari 19 malaikat Zabaniyah, hendaklah ia membaca ‘Bismillahir rahmanir rahim’ agar Allah menjadi setiap huruf sebagai pelindung baginya dari setiap malaikat Zabaniyah,” (Dikutip oleh Ibnu Athiyyah dan Al-Qurthubi).


Editor: Abdul Manap


Ubudiyah Terbaru