• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Ubudiyah

Adab Ketika Hendak Buang Hajat di Toilet Menurut Imam Al-Ghazali

Adab Ketika Hendak Buang Hajat di Toilet Menurut Imam Al-Ghazali
Adab Ketika Hendak Buang Hajat di Toilet Menurut Imam Al-Ghazali (Foto: freepik)
Adab Ketika Hendak Buang Hajat di Toilet Menurut Imam Al-Ghazali (Foto: freepik)

Islam mengajarkan manusia bagaimana menjalani kehidupannya dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari masalah yang besar, sampai masalah yang kecil-kecil. Namun, apa yang dijelaskan Allah dalam Al-Quran hanyalah prinsip-prinsipnya saja.  


Beberapa teknis kemudian dijelaskan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Namun, setelah kewafatan Nabi maka tonggak ajaran Islam dipegang oleh para ulama setelahnya. Ulama adalah pewaris Nabi dalam masalah agama. Ungkapan tersebut adalah hadits nabi, maka selayaknyalah seorang Muslim mengambil ilmu dari para ulama. 


Berikut ini adab masuk toilet/jamban menurut Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. 


Hendaknya setiap Muslim yang hendak masuk dan buang air di toilet melakukan hal-hal di bawah ini: 


1.    Mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk ke toilet/jamban dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar.
2.    Jangan membawa sesuatu yang di dalamnya ada Asma Allah dan Nabi/Rasulnya. 
3.    Hendaknya masuk dalam kondisi kepala memakai penutup (kopiah atau sejenisnya) dan memakai alas kaki. 
4.    Ketika hendak masuk (di depan pintu toilet) membaca doa berikut ini:


 بِسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الرِّجْسِ النَّجْسِ الْخَبِيْثِ الْنُخْبِثِ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. 


Artinya: Dengan menyebut nama Allah aku berlindung kepada Allah dari kotoran yang menjijikkan dan keburukan yang menjatuhkan manusia dalam keburukan yaitu Syaitan yang terkutuk.
5.    Ketika hendak keluar membaca doa berikut (dalam hati):


 غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى مَايُؤَذِّنِى وَأَبْقَى فِيْمَا يَنْفَعُنِى 


Artinya: Aku memohon ampunan kepadamu ya Allah dengan dengan sifat maha pengamounmu. Segala puji hanya milik Allah yang telah menghilangkan sesuatu yang berbahaya dariku dan menyisakan apa yang bermanfaat bagiku. 
6.    Hendaknya (tidak wajib) menyediakan (membawa) 3 (tiga) batu sebagai alat istinja (cebok) sebelum menggunakan air. Mungkin batu adalah alat yang digunakan di masa itu. Masa ketika Imam Al-Ghazali menulis kitabnya. Namun untuk saat ini mungkin bisa diganti dengan tisu sebagaimana kebiasaan orang barat. Hanya saja, jika kebiasaan orang barat adalah menggunakan kertas tisu saja, maka Islam menganjurkan penggunaan air setelah menggunakan batu atau tisu untuk istinja.
7.    Tidak boleh beristinja (cebok) di dalam tempat air (bak mandi) tempat istinja’ melainkan harus disiram di luar bak mandi. 
8.    Menuntaskan buang air (kecil) dengan berdehem 3 (tiga) kali dan memijat kemaluan 3 (tiga) kali. Maksudnya untuk memastikan dan supaya semua kotoran keluar dari tubuh.
9.     Menggunakan tangan kiri untuk membersihkan kotoran pada kemaluan. Dan menggunakan tangna kanan untuk menyiramkan air. 


Penulis: Ahmad Nur Kholis
Editor: Agung Gumelar
Sumber: islam.nu.or.id


Editor:

Ubudiyah Terbaru