• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Tokoh

Songkok Hitam; Keramat Bung Karno di Tanah Suci

Songkok Hitam; Keramat Bung Karno di Tanah Suci
Songkok Hitam; Kramat Bung Karno di Tanah Suci
Songkok Hitam; Kramat Bung Karno di Tanah Suci

Setiap tahun dalam gelaran ibadah haji, Indonesia masih menjadi negara terbanyak dalam hal jumlah jamaah haji yang datang ke Kerajaan Saudi Arabia. Kesadaran melaksanakan rukun Islam bagi warga negara Indonesia begitu besar, hingga memantik untuk selalu hadir dalam panggilan tamu Allah ke Baitullah.


Labaik Allahuma Labaik Labaik Ala Syarikalaka Labik, Inal Hamda Wanikmata Laka Wal Mulk La Syarikalaka.


Ibadah haji di tahun 2023 sesuatu yang istimewa, betapa tidak jumlah jamaah yang begitu banyak hampir mayoritas adalah lansia. Maka Jargon Gusmen sebagai Amirul Hajj Kemenag RI Haji Ramah Lansia menjadi keharusan. 


Ke Khas-an  jamaah haji Indonesia salahsatunya adalah Kopyah (Songkok) berwarna hitam, orang menyebutnya Songkok Nasional Bung Karno. Walau simbol berhaji serba putih putih namun penulis tetap bangga memakai songkok hitam sebagai identitas jamaah Indonesia. 


Ada sedikit cerita menarik tentang Songkok Soekarno ini. Ketika selesai towaf dan Sa'i di sela sela menuju terminal Bus Salawat Shib Amir nomor 3 (Bahasa Resmi Jamaah Indonesia) penulis disambangi oleh orang Afrika yang tinggi besar, hitam legam, sedikit sungkan dan canggung karena takut berbuat jahat.


Penulis tidak menghiraukan penggilan di awal bertemu.


"Your Indonesia.. Indonesia... Indonesia...? Soekarno... Soekarno...Soekarno..." dia memanggil manggil sampai tiga kali kepada penulis. Ucapnya. "Borrow your pet?" sambil menunjuk songkok hitam yang penulis pakai.


Orang Afrika ini rupanya menginginkan songkok hitam yang saya pakai. Mungkin, Soekarno menginspirasi negara Afrika sehingga simbol songkok hitam nasional itu menjadi keinginan untuk dimiliki oleh jamaah haji Afrika juga. Bahkan di waktu kesempatan hari dan waktu yang lain negara India dan Mesir bahkan Saudi Arabia sendiri pasti antusias pengen sekedar memegang dan memakai songkok hitam nasional Indonesia tersebut.


Dalam cerita yang lain sekali waktu penulis ziarah ke Thaif, taxi yang biasanya memasang tarif di atas normal, ketika penulis memakai Songkok Hitam Nasional Bung Karno tersebut, Alhamdulillah penulis mendapat diskon setengah harga. 


"You Indonesia? Your Come From Indonesia? Subhanallah... Subhanallah. Soekarno Soekarno..." katanya dengan ramah.


Dalam hati penulis,  mungkin berkah Bung Karno Indonesia begitu dihargai di negara orang dengan sekedar memakai Kopyah Hitam Nasional tersebut. 


Begitupun para Kiai Kiai dari kalangan Nahdhatul Ulama sepertinya lebih nyaman memakai Kopyah Hitam Nasionalis dari pada memakai imamah udeng udeng yg membelit kepala. Seperti Gus Miek, KH. Sahal Mahfudz, Gus Mus, KH Hasyim Muzadi, KH Said Aqil Siraj dan kiai-kiai NU yang lain pun hampir lebih suka memakai songkok nasional Indonesia.


So, kalau sekali waktu penulis pulang ke tanah air Indonesia dan memakai Kopyah Hitam Nasional, ya baik ke kampus atau pun sekedar berjalan- jalan ke toko buku, kitab, institusi, lembaga atau sekretariat organisasi sesungguhnya itu bukan sok agamis, sok pang hajinya, sok alim namun semua semata mata untuk menguatkan tekad nasionalis dan menyambungkan sanad para Faunthing Father pendiri bangsa betapa rasa cinta penulis pada tanah air Indonesia.


Wallahualam


H Wahyu Iryana. Karom 8, Jamaah Haji Kertajati Kloter 25. Ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam FA UIN Raden Intan Lampung


Tokoh Terbaru