• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Tokoh

Habib Utsman Assalam, Sosok Tawadhu Penyayang Anak Yatim

Habib Utsman Assalam, Sosok Tawadhu Penyayang Anak Yatim
Habib Utsman Al-Aydarus (dok. DKM Assalam)
Habib Utsman Al-Aydarus (dok. DKM Assalam)

Oleh Wahyu Afif Al-Ghafiqi

Habib Utsman Al-Aydarus adalah santri Mama Syatibi Gentur, Cianjur. Meskipun dia seorang habib, ia sangat tawadhu kepada gurunya tersebut. Saat menjadi santrinya, sebelum subuh, Habib Utsman, selalu mengisi air bak untuk wudhu dan mandi gurunya itu.

Habib Utsman lahir tahun 1910 dan wafat 1985. Semasa hidupnya, berdasarkan catatan pribadinya, ia telah mengkhatamkan Alquran lebih dari 6.000 kali. Menurut penuturan salah seorang putranya, Habib Syarief Muhammad Al-Aydarus, sang ayah setiap hari khatam Al-Qur’an minimal satu kali. Khusus di bulan Ramadan, ia mengkhatamkan 60 kali, artinya, sehari khatam dua kali.

Habib Utsman sangat menyayangi anak-anak yatim piatu dan duafa. Kepada anak yatim piatu, rasa sayang itu terpancar dari perhatian khusus yang diberikan. Perhatiannya kepada yatim-piatu di antaranya: 1) santunan setiap 10 Muharam, 2) mebeayai pendidikan mereka di sekolah dan pondok pesantren, 3) setiap hari mengusap dan mencium kepala mereka di komplek Assalaam, 4) melaksanakan khitanan massal khususnya sejak tahun 1952, 5) selalu mengajak mereka untuk menemui para ulama dan memohon doa, 6) menulis buku yang hasil penjualannya khusus diperuntukkan bagi kepentingan mereka, 7) setiap sebulan sekali mengadakan acara makan bersama mereka, 8) mendorong berdirinya Rumah Tahfidz khususnya untuk yatim-piatu.

Saat ini Yayasan Assalaam Bandung telah berkembang demikian pesat, menaungi pendidikan jenjang PAUD, TK, SD, SMP, MTs, SMA, SMK, pesantren, majelis taklim, biro haji dan umrah, panti yatim, dan jamaah perempuan WPWA.

Habib Utsman adalah seorang ulama multitalenta. Ia menguasai beberapa bahasa asing secara otodidak. Ia juga salah satu tokoh di belakang berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama (UNNU) di Bandung yang sekarang menjadi UNINUS. Ia termasuk tokoh NU di Jawa Barat dan pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah selama dua periode yaitu tahun 1960 sampai dengan 1970.

Habib Utsman dan murid-muridnya juga membina pengajian ibu-ibu di hampir 200 masjid di seputar Bandung. Ia menulis banyak buku tentang tata cara ibadah, anatara lain Rarakaatan Shalat.

Keistimewaan

Suatu ketika terdapat seorang anak umur 8 tahun yang terkena kanker otak dan divonis dokter dari Rumah Sakit Singapura dan Jerman bahwa anak tersebut tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 2 bulan setelah diagnosa. Orang tua anak tersebut disarankan oleh dr. Misbah (salah seorang dokter kepresidenan) untuk meminta saran dari para ulama di Jakarta. Orang tua itu mendatangi KH Syafi’i Hadzami, tokoh NU Jakarta. Oleh Kiai Syafi’i mereka disarankan untuk menemui Habib Utsman Al-Aydarus di Bandung.

Orang tua itu pun bersama anaknya pergi ke Bandung untuk sowan kepada Habib Utsman. Pendiri Yayasan Assalam itu kemudian membacakan salawat nariyah sebanyak 4444 kali di sebuah ruangan khusus. Setelah selesai, ia memberikan air yang telah dibacakan doa tersebut untuk diminumkan dan dipercikkan ke kepala anak yang sakit itu.

Sungguh menakjubkan, dengan izin Allah, seminggu kemudian anak tersebut pulih dan sembuh seperti sedia kala. Kanker otaknya hilang. Orang tua anak masih penasaran dan kembali memeriksakan keadaan anaknya ke rumah sakit di Singapura dan Jerman. Para dokter yang sebelumnya mendiagnosa anak tersebut, berkali-kali membandingkan foto rontgen antara sebelum dan setelah anak tersebut didoakan oleh Habib Utsman. Anak itu sembuh dan tumbuh dewasa, menjadi salah satu dosen di Universitas Indonesia dan wafat dalam usia 52 tahun.

Makam Habib Utsman Al-Aydarus terletak di Taman Pemakaman Assalam, dekat Pasar Induk Caringin Bandung. Di kompleks tersebut, dimakamkan para habaib, ulama dan murid-murid Habib Ustman. Di antaranya juga terdapat pusara tokoh nasional H. Mahbub Djunaidi (tokoh NU, Ketua Umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

Penulis adalah Sekretaris PCNU Kota Bandung

Sumber: NU Online

 


Editor:

Tokoh Terbaru