Cerita Singkat Mama Ciharashas Aktif di NU Berkat Dukungan Tiga Habib Jempolan
Rabu, 13 Juli 2022 | 08:00 WIB
Agung Gumelar
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
KH Ahmad Syuja’i Ciharascas atau akrab disapa Mama Ciharascas adalah putra dari pasangan KH Gojali Singapraja dan Nyai Hj Hafsah. Kiai kelahiran Kampung Tugu, Desa Pasirhalang, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, 15 Juni 1950 ini memulai pendidikannya di sekolah desa dan Vervolg School (sekolah Belanda) pada tahun 1926-1927.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya untuk memperdalam ilmu agama di berbagai pondok pesantren. Diantaranya di Pesantren Sumursari Garut (1927-1928), Pesantren Gentur asuhan KH Mama Ajengan Ahmad Syatibi (Mama Kaler) dan Mama Ajengan KH Ahmad Kurtubi (Mama Kidul) (1929-1938).
Kemudian ia berguru kepada KH Raden Husen (Mama Ciajag) bin KH Ahyad Cianjur dan KH Djunaidi Tangerang. Ia juga berguru kepada para habib, di antaranya Habib Ali Al-Attas, (Bungur, Cikini, Jakarta), Habib Muhammad Al-Haddad, (Tegal, Jawa Tengah) dan Habib Syekh bin Salim Al-Attas ( Sukabumi).
Singkat cerita, setelah mendirikan Pondok Pesantren Asy-syuja’i, banyak dukungan dari para ulama dan habaib agar Mama Ciharashas menjadi pengurus Nahdlatul Ulama (NU). Di antara habaib yang mendukung Mama Ciharashas untuk aktif di NU antara lain Habib Muhammad Al-Haddad, Tegal, Jawa Tengah, Habib Syekh bin Salim Al-Attas, Sukabumi, dan Al-Habib Utsman Al-Idrus, Bandung.
Bahkan, KH Mansur Jembatan Lima, Jakarta (Guru Mansur) mengajurkan Mama Ciharashas untuk mempunyai ‘Kartano’ atau sekarang dikenal Kartanu.
Ketika Habib Utsman Al-Idrus menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Provinsi Jawa Barat, dengan pendirian yang teguh, dilandasi ilmu agama yang kuat dan mendalam, serta desakan para masyayikh, maka dengan keputusan bulat, Mama Ciharashas menjadi Pengurus PCNU Kabupaten Cianjur.
Kemudian Mama Ciharashas diangkat sebagai Wakil Rais Syuriyah PWNU Provinsi Jawa Barat, hingga akhir hayatnya pada 20 Dzulqadah 1403 H atau 28 Agustus 1983 M.
Sampai sekarang banyak santri-santrinya yang aktif di NU, bahkan menjadi Rais Syuriyah PCNU di Priangan Barat. Sebut misalnya Rais Syuriyah PCNU Sukabumi KH Mahmud Mudrikah Hanafi (Pengasuh Siqoyatur Rohmah, Selajambu), almaghfurlah KH Zezen Zainal Abidin (Pengasuh Pesantren Az-Zainiyah, Nagrog), KH Abdullah Mukhtar (Pengasuh An-Nidzom Panjalu), Rais Syuriyah PCNU Kota Bandung KH Tajuddin Syubki dan lain-lain.
Artikel ini pernah dimuat di NU Online Jabar pada 12 Agustus 2020
Editor: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Gempa Cimahi Picu Peringatan Aktivitas Sesar Lembang, LPBINU Jabar Minta Pemda Siapkan Kontinjensi
2
Yudisium 64 Mahasantri STAI KH Saepuddin Zuhri: Simbol Sejarah Berdirinya Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning Tahun 1964
3
Kemenag Buka Pendaftaran Peserta Pesantren Award 2025, Daftar di Sini
4
Air sebagai Medium Do’a: Dari Eksperimen Emoto hingga Amalan Rebo Wekasan
5
Direktur Media Center NU Jabar Akan Menjadi Narsum Pengusulan Kembali KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional
6
Pasca Konfercab, PBNU Ajak NU Bogor Solid dan Berkhidmat dengan Niat Tulus
Terkini
Lihat Semua