• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Taushiyah

Tips Dalam Memilih Penceramah Menurut KH Cep Herry Syarifudin

Tips Dalam Memilih Penceramah Menurut KH Cep Herry Syarifudin
Tips Dalam Memilih Penceramah Menurut KH Cep Herry Syarifudin. (Ilustrasi/NU Online)
Tips Dalam Memilih Penceramah Menurut KH Cep Herry Syarifudin. (Ilustrasi/NU Online)

Oleh KH Cep Herry Syarifudin 

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Suatu hal yang penting bagi kita untuk menimba ilmu, meningkatkan ketaqwaan sekaligus menjaga keutuhan NKRI. Karena itu, di saat mengundang para penceramah guna mengisi ceramah Maulid, Isra Mi'raj dan lain-lain, janganlah semata-mata dilihat dari popularitasnya saja, tanpa melihat akhlak dan kompetensi keilmuannya. 

 

Jadi nanti niatnya untuk nyari ramenya saja, agar tempat acaranya dikenal banyak orang, atau panitianya menjadi bangga karena bisa sukses menghadirkan penceramah terkenal dan dihadiri oleh ribuan jamaah, jauh dari tujuan mencari ridho Allah SWT.

 
Mengingat hal itu, maka undanglah muballigh yang memiliki kriteria antara lain:

 

1. Akhlaqnya sudah terkenal kesalehannya, agar ilmu yang diberikannya berkah.

 

 2. Ilmunya mumpuni.  Setidaknya pernah mondok di pesantren 6 - 10 tahun. Karena jika ilmunya sekedarnya saja khawatir akan dhollun mudhillun (sesat dan menyesatkan).

 

3. Membawa kita semakin takut/taqwa kepada ALLAH.

 

4. Mengajak kita untuk mencontoh akhlak Rasulullah Saw. 

 

5. menambah ilmu yang mencerahkan pikiran dan hati kita sehingga ada cahaya petunjuk yang meningkatkan kesalehan kita baik saleh ritual  (hablum minallah) maupun saleh sosial (hablum minan nass).

 

6. Bahasanya santun, tidak suka mencaci maki orang lain (kyai, habib, maupun pemerintah yang sah), tidak menebar kebencian dan provokasi (hasutan atau adu domba) serta mampu mempererat umat untuk keutuhan bangsa dan negara.

 

7. Tidak merasa benar sendiri. Menyadarkan umat untuk selalu memperbaiki diri, bertaubat dari dosa-dosa, dan tidak sibuk mencari kesalahan orang lain, tapi sibuk melihat aib diri sendiri.

 

8. Jauhi muballigh yang terindikasi berpahaman Wahabi, mendukung terorisme, radikalisme, dan intoleransi.

 

Demikian saran saya. Semoga ada manfaatnya bagi kemaslahatan diri, agama, bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai bersama.

 

Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim, Kabupaten Bogor.


Taushiyah Terbaru