• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Taushiyah

Hari Pahlawan Ada Karena Resolusi Jihad

Hari Pahlawan Ada Karena Resolusi Jihad
KH Dr Mujib Qulyubi (dok. NU Online)
KH Dr Mujib Qulyubi (dok. NU Online)

KH Dr. Mujib Qulyubi

Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu peran penting itu ketika Pendiri NU Hadratusyekh Hasyim Asy’ari mencetuskan fatwa yang mewajibkan warga negara dalam jarak tertentu untuk melawan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). 

Fatwa monumental yang di kemudian hari dikenal dengan Resolusi Jihad itu memunculkan lahirnya peristiwa 10 November di Surabaya. Sehingga jika tidak ada Resolusi Jihad, maka tidak akan ada Hari Pahlawan.   

Tidak ada Hari Pahlawan kalau tidak ada Resolusi Jihad. Bagi NU agama dan negara tidak bertentangan, bahkan satu sama lain saling menguatkan. Jargon Hadratussyekh Hasyim Asy’ari ‘hubbul wathan minal iman’ pun menjadi semangat beragama dan bernegara.

Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu peran penting itu ketika Pendiri NU Hadratusyekh Hasyim Asy’ari mencetuskan fatwa yang mewajibkan warga negara dalam jarak tertentu untuk melawan pasukan NICA. 

Para kiai menanamkan kepada masyarakat agar mencintai tanah airnya karena mereka lahir di tanah Indonesia, kemudian baru diadzani. KH Mustofa Bisri menjelaskan bahwa Muslim di Indonesia ini adalah ‘orang Indonesia yang beragama Islam’, bukan ‘orang Islam yang kebetulan dilahirkan di Indonesia. Menanamkan cinta tanah air dulu, baru diadzani, diberikan nilai ajaran tauhid dengan dibacakan dzikir. Para ulama NU itu menanamkan cinta agama sekaligus cinta tanah air. 

Di dalam diri kita, ada mas’uliyah diniyah, tanggung jawab keagamaan dan mas’uliyah wathaniyah, tanggung jawab kebangsaan. Itu sama-sama beratnya. Sama-sama 100 persen yang haru ditanggung diri kita.

Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU.

Artikel ini pernah dimuat oleh NU Online pada 20 Agustus 2019.


Editor:

Taushiyah Terbaru