• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Risalah

UIII, Kampus Internasional Kebanggaan Indonesia (1)

UIII, Kampus Internasional Kebanggaan Indonesia (1)
Kampus UIII yang megah di Kota Depok, Jawa Barat (Foto: YT UIII Official)
Kampus UIII yang megah di Kota Depok, Jawa Barat (Foto: YT UIII Official)

Saat ini, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, serta negara Muslim demokratis terbesar di dunia. Dengan praktik demokrasi yang berkelanjutan sejak tahun 1998, Indonesia telah menjadi contoh keserasian antara Islam dan demokrasi. Pencapaian Indonesia juga telah mendorong penguatan aspek demokrasi dalam struktur ASEAN.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ada sekitar 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia, 200 juta di antaranya tinggal di Indonesia. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya di Asia Selatan, seperti India (144 juta), Pakistan (140 juta), dan Bangladesh (115 juta). Perbedaannya bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah, yang populasi Muslimnya mencapai seperenam Muslim di seluruh dunia. Fakta ini seharusnya menempatkan Indonesia pada posisi strategis, tidak hanya di antara negara-negara Muslim, tetapi juga negara-negara non-Muslim.

Indonesia bukan negara muslim, tapi negara dengan penduduk mayoritas muslim. Konstitusi Indonesia menjamin hak setiap warga negara untuk beribadah menurut agamanya masing-masing. Sebagai salah satu masyarakat plural besar di dunia, Indonesia memiliki sejarah yang kuat dalam menghadapi keragaman agamanya. Islam di Indonesia sejauh ini telah bergerak sejalan dengan modernitas. Ulama, cendekiawan, akademisi, dan politisi Muslim selalu berupaya mengembangkan pemahaman dan praktik keislaman yang mendorong kemajuan bangsa. Lembaga pendidikan, organisasi, dan partai politik di bawah payung Islam, semuanya bekerja melawan keterbelakangan dan menuju modernitas. Karya-karya mereka tidak hanya didedikasikan untuk umat Islam di Indonesia, tetapi juga untuk bangsa secara keseluruhan. Dalam konteks ini, Muslim Indonesia mempelopori upaya untuk mempercepat modernisasi secara menyeluruh di Indonesia.

Banyak pihak telah menyuarakan harapannya agar Indonesia dapat berkontribusi bagi perdamaian dunia. Di tingkat regional, Indonesia merupakan penggerak utama penegakan HAM. Indonesia selalu hadir untuk membantu menyelesaikan konflik domestik yang dipicu oleh perbedaan agama di Filipina, Thailand, dan Myanmar. Di panggung global, banyak negara berkembang dari berbagai benua – termasuk negara mayoritas Muslim – berpaling ke Indonesia untuk mengambil inspirasi program pembangunan dan transisi demokrasi. Harus diakui, tidak sedikit negara berkembang yang gagal berkembang dan tidak mampu mengubah dirinya menjadi masyarakat demokratis.

Keberhasilan Islam Indonesia dalam mengikuti perubahan zaman, sudah terbukti sejak lama. Ketika masyarakat Muslim dunia menghadapi kebutuhan negara-negara modern selama paruh pertama abad kedua puluh, Indonesia dengan cepat berhasil melampaui tahap ini. Memang, ada ketidaksepakatan apakah harus menjadi negara Islam atau sekuler, tetapi semua kelompok pada akhirnya menyetujui pembentukan negara-bangsa, dan tidak ada kelompok Islam yang mempermasalahkan ideologi nasionalisme.

Hal ini telah menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan, memposisikan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya. Umat Islam Indonesia saat ini kembali membuktikan bahwa prinsip pluralitas, keterbukaan, dan toleransi dapat mengantarkan kita menjadi salah satu negara demokrasi terbesar.
Transformasi yang tidak mudah dan jarang terjadi dalam konteks Dunia Islam, memunculkan harapan bahwa Indonesia dapat berbagi pengalaman dengan bangsa lain. Indonesia adalah contoh nyata di mana Islam, modernitas, dan kemajuan dapat berjalan beriringan dan agama dapat memainkan peran besar dalam pembangunan masyarakat yang positif dan transformatif.

UIII
Untuk memenuhi harapan dunia Islam itulah Presiden Joko Widodo mendorong pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). UIII adalah lembaga pascasarjana yang menyediakan tujuh jurusan dan menawarkan berbagai program akademik yang berfokus pada studi Islam dan dunia Muslim. Universitas ini juga memiliki pusat penelitian untuk menjawab isu-isu strategis dan tantangan yang terkait dengan masyarakat Muslim di seluruh dunia.
Untuk melestarikan dan memajukan budaya dan peradaban Islam, termasuk Indonesia yang kaya dan beragam, UIII juga mengembangkan lembaga pelindung untuk studi, pelestarian dan promosi warisan Muslim Nusantara, mendirikan museum untuk memamerkan koleksi artefak dengan sejarah, estetika dan signifikansi bagi pengembangan ilmiah dunia Muslim.

Visi UIII adalah menciptakan dunia yang lebih baik melalui pendidikan pascasarjana dan penelitian yang berkualitas tentang Islam dan masyarakat di dunia Muslim. Sementara misinya ialah: (1) Menyelenggarakan pendidikan pascasarjana yang unggul dalam studi Islam, (2) Mengembangkan penelitian inovatif tentang Islam dan masyarakat Muslim serta berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan kesejahteraan sosial, dan (3) Mempromosikan budaya Islam Indonesia sebagai bagian dari peradaban dunia.

Duduk sebagai dewan pembina UIII sejumlah tokoh nasional, yaitu: Jusuf Kalla (Ketua Dewan Pembina UIII), Adamas Belva Syah Devara (Stad Presiden, pendiri Ruang Guru), Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama), Nadiem Anwar Makarim (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Sri Mulyani Indrawati (menteri Keuangan), Retno Lestari Priansari Marsudi (menteri Luar Negeri), Komaruddin Hidayat (Rektor UIII), Muhammad Rifqi Muna (Ketua Senat Akademik UIII), dan Mochamad Ridwan Kamil (Arsitek, Gubernur Jabar).

Universitas Islam Internasional Indonesia beralamat di Jalan Raya Bogor KM. 33.5 Cisalak, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Editor: Iip Yahya
Sumber: https://uiii.ac.id/


Editor:

Risalah Terbaru