• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Profil

Caswita, Kepala SD Bergelar Doktor

Caswita, Kepala SD Bergelar Doktor
Caswita saat mengikuti ujian doktor secara daring. (Dok. Pribadi)
Caswita saat mengikuti ujian doktor secara daring. (Dok. Pribadi)

Satu lagi kader NU berhasil menunjukkan preatasi akademiknya. Caswita, S.Pd.I, MA.Pd, kini berhak menyandang gelar doktor di depan namanya. Ia menjadi kepala SD pertama yang bergelar doktor di Kota Tasikmalaya.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-40, ia meraih gelar doktor dari Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung. Aktivis muda NU ini berhasil mempertahankan disertasinya pada Sidang Terbuka Promosi Doktor secara daring pada Rabu (26/8).

“Setelah Tim Penguji Promosi Doktor Sekolah Pasca Sarjana UNINUS Bandung memperhatikan isi disertasi dan mengikuti seluruh proses yang berlangsung dalam ujian terbuka, kami memperoleh kesimpulan bahwa saudara dapat mempertahankannya dengan sangat baik. Untuk itu kami memutuskan untuk memberikan gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam bidang Manajemen Pendidikan, dengan Indeks Prestasi 3.62, dengan predikat sangat memuaskan,” ujar pimpinan sidang doktoral yang juga Direktur Sekolah Pasca Sarjana UNINUS Prof. Dr. Iim Wasliman, M.Pd, M.Si. 

Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Sutaryat Trisnamansyah,MA sebagai ketua promotor, Prof. Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd sebagai co-promotor, dan Dr.H.Daeng Arifin,M.Pd sebagai anggota. Sebagai penguji dalam adalah Prof.Dr.H.Tb Abin Syamsudin Makmun, MA., dan penguji luar Prof. Dr. H.Soelaiman Soekmalana, CQM., dari UNPAS.

Dr. Caswita, sehari-hari adalah kepalaSDN Saguling Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Ia meraih gelar S3 dengan disertasi berjudul “Analisis Implementasi Kebijakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) PAI SD dalam Mewujudkan Mutu Lulusan  Peserta Didik di Sekolah”.

“Saya menyelesaikan masa pendidikan selama empat tahun mulai dari 2016,” ujarnya kepada NU Online Jabar. “Selama itu saya melaju Tasik-Bandung dengan kendaraan umum,” tambahnya. 

Caswita menilai tidak ada hambatan selama menempuh studi doktoral, selain harus membagi waktu dengan rutnitas kedinasan. Menurutnya, dengan kuliah S3 di UNINUS, banyak pengetahuan baru yang didapatnya. Dosen-dosen yang mengajarnya adalah para guru besar yang sudah senior dan berpengalaman. Dan ia harus menyelesaikan pendidikannya doktoralnya tepat waktu, karena ia membeayai sendiri studinya itu tanpa beasiswa.

“Saya yakin kalau niatnya untuk menuntut ilmu, akan ada diberikan jalan kemudahan oleh Allah. Semua rizki datangnya dari Allah, walaupun dengan cara yang berbeda. Keyakinan itu sekarang terbukti,” imbuhnya.

Caswita adalah pembelajar yang tak kenal lelah. Setelah lulus S1 dari Sunan Kalijaga Yogyakarta, ia melanjutkan studi S2 di S2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia juga aktif hampir di semua organisasi profesi keguruan. Saat ini menjadi Ketua PC Pergunu, Ketua Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam, Ketua Forum Guru Menulis, dan Ketua Asosiasi Guru Penulis. Semuanya di Kota Tasikmalaya. Di luar itu ia menjadi sekretaris Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia Kota Tasikmalaya. 

Pria kelahiran Ciamis 1 Desember 1980 ini menjalani profesinya secara total. Sekalipun posisinya hanya di sebuah sekolah dasar, ia telah menulis lima buah buku terkait PAI dan lima artikelnya dimuat dalam jurnal terakreditasi.

“Saya sangat bersyukur dapat menyelesaikan studi saya dengan baik dan sesuai waktu yang ditetapkan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat dan keberkahan bagi institusi kedinasan saya, bagi organisasi, dan dunia pendidikan pada umumnya,” pungkas Caswita dengan nada gembira.

Editor: Iip Yahya
 


Editor:

Profil Terbaru