• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Opini

Potret Dunia Literasi Santri dalam Buku Literasi Digital Santri Milenial 

Potret Dunia Literasi Santri dalam Buku Literasi Digital Santri Milenial 
Potret Dunia Literasi Santri dalam Buku Literasi Digital Santri Milenial 
Potret Dunia Literasi Santri dalam Buku Literasi Digital Santri Milenial 


Sebagai penulis pemula yang menjalani kehidupan di era kemudahan digital tentu memerlukan semacam "pegangan", atau pedoman agar aktivitas menulis dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Melihat dunia membaca dan menulis kaum santri di era masa kini tentu memberi suasana baru serta memulihkan pengetahuan dan wawasan di bidang literasi. 


Pasalnya, para santri yang secara serius menggeluti dunia kepenulisan harus beradaptasi. Menulis itu gratis, tapi bagaimana agar tiap kata menjadi berarti dan bisa membuat pembaca terpulihkan wawasan pengetahuannya tanpa kita gurui. 


Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Budaya adalah suatu konsep yang dapat membangkitkan minat sebagaimana minat para santri terhadap dunia sastra. Dunia sastra santri merupakan bagian dari tradisi budaya, untuk merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri. 


Relativitas budaya menulis bagi kehidupan santri telah melekat sejak dahulu. Boleh jadi dilandasi oleh pesan yang terdapat dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda,


قَيِّدُوْا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِ


Ikatlah ilmu dengan tulisan (HR. At-Thabrani dan Hakim dari Abdullah bin Amr)


Boleh jadi, atas dasar pemahaman inilah yang mengilhami para ulama-ulama di Nusantara terdahulu, sehingga mereka memproduksi karya yang berupa tulisan-tulisan dan masih dapat kita nikmati sampai sekarang ini. 


Sebagai seorang santri, saya memang hobi meniru para kai. Saya berterima kasih, hatur nuhun kepada 'Kang' Q-Anees (Prof. Dr. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag,) selaku Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Barat yang bersedia menorehkan prakata indah sarat makna dalam buku fiksi Kumpulan Cerpen (Kumcer) pertama saya "Unforgettable" yang diterbitkan oleh penerbit LovRinz, Cirebon, Jawa Barat. 


"Bikinlah cerpen sampai keren!" pesan beliau ini menjadi "obor" yang menyala-nyala dalam jiwa saya untuk menelusuri rimba-rimba pengetahuan khususnya, karya fiksi. Karena prinsip karya sastra sebagai entitas yang multitafsir, namun bentuk sastra biasanya lebih mudah dibaca dan dipahami. Begitulah cara beliau 'merayu' dan mendukung saya untuk terus menulis buku. Penulis teringat kembali akan pesan-pesan di sebuah ulasan saat ngaji kuping melalui streaming di Youtube. 


إذا سمعت شيئا فاكتبه ولو في الحائط


“Apabila engkau mendengar sesuatu (dari ilmu) maka tulislah walaupun di atas tembok.” (HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmu no.146)


Menulis adalah aktivitas literasi yang bisa dilakukan hampir semua kalangan. Bahkan di era virtual sekarang, begitu mudahnya akses untuk menulis. Juga dikenal publik tentunya, bila karya-karyanya terpublikasi dengan ragam manfaat yang lain.  


Karena budaya juga merupakan pengetahuan yang dapat dikomunikasikan. Para santri bagai "serdadu" pejuang ilmu yang siap berjuang dan bertempur untuk 'perang' di hutan-hutan rimba semesta dunia maya (sosial media). Penulis buku "Literasi Digital Santri Milenial", buku setebal 230 halaman itu, Penerbit Quanta PT Elex Media Komputindo dengan Tahun terbit 2021, kini menjadi buku pedoman bagi santri di seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia. 


Penulis, Dr. Abdullah Hamid, M.Pd., yang biasa disapa oleh pembaca "Gus Hamid, yang juga pendiri Dunia Santri Community dan website Pesantren.ID dimana penulis diberikan kepercayaan langsung oleh beliau untuk menuangkan tulisan. 


Dengan kesempatan itu, penulis mendapatkan pengalaman dan pembelajaran bahwa kaum santri hari ini untuk selalu berjuang dalam berdakwah, dan begitu mau mencari tahu demi mengembangkan minat menulis dari rekomendasi website-website berbasis kepesantrenan yang dapat membantu sekali para santri untuk menelusuri ruang-ruang pengetahuan. Dengan begitu mereka mengetahui lebih dalam tentang proses cara dakwah Islam di era kemudahan digital. Hal ini akan membuat santri lebih produktif di zaman digital sebagaimana panduan dan pedoman dalam buku karya beliau, Literasi Digital Santri Milenial. 


Dalam hemat penulis, seluruh pemaparan dalam buku itu layak untuk menjadi pedoman dan panduan dalam aktivitas kepenulisan santri di era digital. Buku Literasi Digital Santri Milenial, Dr. Abdullah Hamid, M.Pd., yang juga merupakan dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Jawa Timur. Karya beliau layak untuk ada disetiap perpustakaan sekolah, madrasah, pondok pesantren dan disetiap rumah-rumah. 


Dalam buku tersebut hal yang diulas dan dibahas Sekapur Sirih dari H. Yaqut Cholil Qoumas dan Hj. Ida Fauziah, Karakteristik Santri, Santri Milenial, Profil Komunitas Santri Milenial, Literasi Digital, dan Tradisi Pesantren.


Buku Literasi Digital Santri Milenial memang "jodoh"-nya kaum santri, khususnya santri milenial untuk belajar bersama dalam menerima, mengolah, hingga menyebarkan informasi dari dunia digital yang derasnya makin tak terbendung.


Pengemasan bahasa dalam buku ini terbilang mudah sekali untuk dipahami pembaca. Walaupun materi-materi yang disajikan Gus Hamid cukup berat. Tetapi penulis dapat menjelaskannya dengan detail dengan menambahkan undang-undang (UU Pesantren), klasifikasi pesantren, (termasuk pesantren yang memiliki Ma’had Aly atau perguruan tinggi), pendapat dari beberapa tokoh, istilah-istilah tertentu, ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, dan saran yang membuat pembaca percaya dan yakin atas kebenaran isinya. 


Untuk diketahui topik utama yang diulas dalam karya Gus Hamid berisi; Mengenai Literasi Digital Bagi Santri, Posisi Pesantren Di Era Literasi Digital, Strategi Pesantren Menghadapi Zaman Literasi Digital, dan Panduan Literasi Digital Bagi Santri. 


Dari buku Gus Hamid inilah, begitu sapaan akrabnya. Penulis pun terinspirasi untuk menulis buku non-fiksi pertama atau lebih kepada buku motivasi berjudul; JURNAL "Jurus Nulis Anak Milenial" Penulis Santri Milenial yang akan diterbitkan oleh Bukunesia di penutup tahun 2023 ini. 


Abdul Majid Ramdhani, Penulis Santri Milenial dari Cirebon
 


Opini Terbaru