• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Opini

Pahlawan Islam Perempuan

Pahlawan Islam Perempuan
Pahlawan Islam Perempuan
Pahlawan Islam Perempuan

Jika kita mendengar kata pahlawan, maka yang tergambar adalah merujuk pada sosok pribadi seseorang yang berjasa di masa lalu. Pahlawan adalah seseorang yang telah mampu mengorbankan pikiran, tenaga, serta harga dirinya dalam membela kepentingan orang banyak. Tak sedikit pula dari mereka berani mengorbankan jiwa, raga serta darahnya demi memperjuangkan hak hidup orang lain. Sederhananya, pahlawan merupakan pejuang yang gagah berani, orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran demi kepentingan orang lain.


Dalam perkembangannya, sebutan pahlawan sering disematkan kepada seseorang yang telah berjasa pada bidang-bidang kehidupan tertentu. Misalnya, sebutan pahlawan nasional diperuntukkan kepada seseorang yang telah berjasa dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan suatu negara. 


Ada lagi bagi mereka yang berjasa dalam bidang pendidikan sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (guru). Mereka (para tenaga medis) yang gugur dalam menanggulangi kesembuhan pasien pada masa pandemi Covid-19 bisa dikatakan sebagai pahlawan kesehatan. Mereka yang berjasa dalam meraih prestasi medali di setiap ajang olah raga juga disebut sebagai pahlawan. Lebih sederhananya lagi, mereka yang berjasa dalam membentuk perjalanan hidup seseorang secara personal disebut juga pahlawan. 


Dalam bidang agama, kita juga mengenal para pahlawan keagamaan. Para mujtahid, mufasir, ulama-ulama, cendikiawan, filsuf (ahli hikmah), dlsb adalah pahlawan. Mereka berjasa karena fatwa-fatwanya. Sebagai pewaris para nabi dan rasul, pahlawan keagamaan justru semakin terasa kebermanfaatannya setelah mereka wafat (QS al-Baqarah [2]: 154; QS ali-Imran [3]: 169). Menyoal kepahlawanan, Islam menjunjung tinggi peran atau jasa dari setiap manusia Muslim, baik laki-laki maupun perempuan (QS at-Taubah [9]: 71; QS al-Ahzab [33]: 35). Meskipun peran perempuan tidak sebesar peran laki-laki karena keterbatasan ruang dan gerak, namun Islam sangat memperhitungkan peran perempuan dalam keberlangsungan tumbuh kembangnya agama Islam. 


Paling tidak ada enam sosok perempuan dalam Islam yang berjasa dan berhasil membawa Islam menjadi agama yang sempurna sehingga jejak serta pengorbanannya tidak saja menjadi teladan bagi setiap perempuan Islam, tetapi juga bagi semua umat Islam.


Maryam binti Imran (Ibu Nabi Isa AS) misalnya, merupakan perempuan terbaik yang ada di muka bumi ini (QS ali-Imran [3]: 42). Ia merupakan perempuan satu-satunya di dunia yang suci yang selalu memelihara kehormatannya yang melahirkan tanpa perantara suami dengan seizin Allah SWT (QS ali-Imran [3]: 47 QS at-Tahrim [66]: 12); Ia juga seorang perempuan ahli ibadah [QS ali-Imran [3]: 37 & 42, QS Maryam [19]: 16); dan sebagai perempuan yang sabar dan taat kepada Allah SWT [QS an-Nisa [4]: 156, QS at-Tahrim [66]: 12).


Pahlawan perempuan lainnya yaitu seorang raja perempuan bernama Ratu Balqis bin Syurahil. Ia adalah seorang raja yang dianugerahi Allah SWT kemudahan-kemudahan dunia seperti peralatan, persenjataan, dan pasukan; memiliki singgasana kerajaan besar dibanding kerajaan-kerajaan lainnya (QS an-Naml [27]: 23). Ratu Balqis bin Syurahil kemudian tunduk patuh terhadap kebesaran Allah SWT atas bantuan Nabi Sulaiman serta menjadi penguasa yang beragama Islam dan meninggalkan kekafirannya (QS an-Naml [27]: 42-44). Setelah itu, Ratu Balqis bin Syurahil dikenal sebagai seorang raja perempuan yang memimpin sebuah negeri dengan adil, makmur, aman, dan sentosa yaitu negeri Saba, negeri yang diabadikan menjadi sebuah surat dalam al-Quran yaitu surat Saba.


Kemudian ada pahlawan perempuan lain yaitu Asiah istri Fir’aun. Meskipun hidup dalam suatu lingkungan yang jauh dari keimanan kepada Allah, ia (Asiah) merupakan seorang wanita yang mampu menjaga keteguhan iman kepada Allah SWT. Kesombongan serta kekejaman Fir’aun dalam memerintah kerajaan tidak menjadikannya takut dan gentar untuk tetap ada dalam keadaan beriman kepada Allah SWT (QS at-Tahrim [66]: 11).


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada dua sosok pahlawan perempuan. Yang pertama adalah Khadijah. Selain sebagai istri Nabi SAW, ia merupakan perempuan yang meyakini kenabian Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Khadijah merupakan perempuan yang berani mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi kemajuan agama Islam. Yang kedua adalah Aisyah binti Abu Bakar as-Shiddiq istri Nabi SAW. Ia terkenal sebagai periwayat hadits. Aisyah juga merupakan seorang panglima perang (pemimpin pertempuran) dalam perang Jamal. 


Sementara dalam dunia tasawuf, siapa yang tidak kenal dengan sosok Rabi'ah al-Adawiyah. Ia merupakan salah satu contoh wanita yang sukses menempuh perjalanan tasawufnya hingga mampu menemukan nadlariyyah al mahabbah. Ia merupakan pemilik syair mahabbah (kecintaan) kepada Allah SWT sebagaimana yang diungkapkan dalam doanya: “Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka; dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga, campakkanlah aku dari dalam surga; tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi kepadaku”.


Dari contoh di atas, dapat diambil hikmah, bahwa peran perempuan dalam keberlangsungan keagamaan sangat vital. Peran perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata. Sejatinya perempuan akan menjadi mitra bagi kaum pria dalam menjalankan amanatnya sebagai khalifah (pemakmur) di muka bumi ini sehingga semboyan negeri aman dan sentosa (gemah ripah repeh rapih loh jinawi/baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat terlaksana dengan baik.


Alhasil, enam kriteria pahlawan perempuan yang disebutkan di atas, setidaknya dapat menjadi rujukan bagi perempuan lain untuk berkontribusi lebih jauh dalam setiap sendi-sendi bidang kehidupan. Semoga!


Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut.


Opini Terbaru