• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Opini

Muktamar NU ke-34, Akhiri Tahun 2021 dengan Toleransi Beragama Juga Toleransi antar Gerbong Kepemudaan

Muktamar NU ke-34, Akhiri Tahun 2021 dengan Toleransi Beragama Juga Toleransi antar Gerbong Kepemudaan
Muktamar NU ke-34, Akhiri Tahun 2021 dengan Toleransi Beragama Juga Toleransi antar Gerbong Kepemudaan (Foto-NUO)
Muktamar NU ke-34, Akhiri Tahun 2021 dengan Toleransi Beragama Juga Toleransi antar Gerbong Kepemudaan (Foto-NUO)

KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 pada Muktamar NU ke-34. Berdasarkan hasil suara, Gus Yahya mengungguli pertahanan dua periode KH Said Aqil Siroj dengan selisih 127 perolehan suara.


Muktamar dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Desember 2021 yang digelar di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah. Jokowi mengatakan bahwa NU adalah organisasi besar yang memiliki potensi dalam rangka pemerataan ekonomi umat. NU memiliki kekuatan anak muda dan santri yang berkualitas dengan kompetensi baik. Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif, ia yakin bisa menarik gerbong-gerbong di bawah untuk bersama-sama menyejahterakan masyarakat Indonesia.


Jika melihat kilas balik sejarah organisasi kepemudaan Gus Yahya, di beberapa kalangan menyeruak respons-respons dengan melandasi latarbelakang gerbong kepemudaan. Kemenangan Gus Yahya bukan milik salahsatu kelompok, tetapi menjadi lanjutan perjalanan NU yang disaksikan oleh ribuan pasang mata untuk memulai peradaban dan kesatuan bangsa yang utuh ke depan.


Di akhir tahun 2021 ini, bukan hanya toleransi peringatan hari Natal dan pergantian tahun Masehi untuk saudara umat Kristiani, tetapi juga toleransi antar gerbong kepemudaan. Seperti bambu, perbedaan arah gerak jika mampu dikolaborasikan akan membentuk sebuah anyaman bilik bambu yang lebih berdaya guna dan berdaya jual tinggi dibandingkan bambu gelondongan. 


Chauvinisme, paham yang mengagung-agungkan bangsa atau kaumnya sendiri hanya akan mengikis rasa persaudaraan. Sebagai warga Nahdliyin, penting untuk saling bertoleransi antar gerbong kepemudaan. Mendorong Gus Yahya dalam memimpin PBNU ke depan dengan kiprah yang jelas serta penguatan pemberdayaan human resources terhadap warga NU untuk terus mengawal jalannya pemerintahan dengan mengedepankan kebangsaan dan toleransi. 


NU milik bangsa Indonesia dan merupakan aset dunia yang akan ikut pula mempengaruhi tatanan peradaban dunia.


Resa Noelsa, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bandung


Editor:

Opini Terbaru