Opini

Memaknai Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka Berdasarkan Al-Qur'an

Sabtu, 14 Agustus 2021 | 12:01 WIB

Oleh Moch. Ikmaluddin

Senin pagi yang cerah sebelum datangnya pandemi, saya didaulat untuk memberikan amanat upacara bender. Menit-menit terakhir sebelum upacara, saya berpikir keras, pesan apa yang kiranya tepat  saya sampaikan pada upacara Senin ini.  Saya teringat, beberapa hari ke depan merupakan hari pramuka, seminggu yang lalu,  anak-anak kelas lima dan enam baru saja mengikuti perkemahan penggalang di Rieche The Farm, Bojong Koneng-Sentul.

Walaupun menarik, saya tidak membicarakan  sosok bapak Pramuka. Namun ada dua hal yang tidak kalah penting dari itu, yaitu Tri Satya dan Dasa Dharma. Dari dua hal itu, saya pilih salah satunya yaitu Tri Satya.
 
"Loh, kok tidak Dasa Dharma," sebuah pertanyaan yang saya "lempar" ke peserta upacara, sekaligus saya jawab sendiri.

"Ya!  kalau Dasa Dharma kan panjang. Mungkin sampai dhuhur, apa kuat berdiri?"  .... Sontak ada suara  "geeeerrrr" serta senyum kecil dari barisan peserta upacara. Bener-bener upacara "sersan". Serius pesannya, namun santai penyampaiannya.

Mulai saja saya berorasi:
Tri Satya terdiri dari dua kata. TRI dan satya. Tri artinya tiga, satya artinya kesetiaan.Nah, bagaimana tiga sumpah setia Pramuka dalam bingkai  Al-Qur’an. Tentunya saya menggunakan bahasa mudah dipahami anak-anak.

Saya tanya kepada mereka yang kemarin ikut kemah: masih ingat Tri Satya ? dengan sigap mereka menjawab: masiiih!, Saya apresiasi mereka : “mantab kalian, Pramuka sejati!"

Apa saja, tanya saya:
Dengan serempak mereka berucap:

Tri Satya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3. Menepati Dasa Dharma.

Saya lanjutkan menguraikan satu per satu.
Sila pertama  mengandung pesan sumpah setia untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT serta menaati seruan Rasul-Nya. Loyalitas penuh terhadap NKRI di mana seorang pramuka hidup dan tinggal.

Di antara enam ribuan ayat dalam Al-Qur’an, mari kita lihat di surat At-Thalaq  akhir ayat 2, 4 dan 5 yang menjelaskan bisyarah kmbar gembira bagi hamba yang senantiasa memegang janji ketaqwaanya kepada Allah SWT.

... وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (۲ ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبْ ...(۳)

وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ اَمْرِهِ يُسْرًا (٤)
وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ اَجْرًا (٥)

 “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya-dan  Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (65:2-3)

“barang siapa bertaqwa kepada Allah, Dia menjadikan kemudahan baginya urusannya’ (65:4)

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahalanya baginya”(65:5)

Sila kedua merupakan motivasi dan pesan Baden Powell untuk para scout agar senantiasa punya jiwa empati, simpati dan rela berkorban. Meminjam istilah Al-Qur’an: at-ta’awun (tolong menolong), itsar (mendahulukan orang lain daripada dirinya). Al Qur’an memerintahkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan bukan dalam hal melakukan dosa dan permusuhan (Qs.Al Ma’idah:2).

Sila terakhir dari Tri Satya adalah: menepati Dasa Dharma (sepuluh kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari sepuluh Dasa Darma, hanya saya singgung butir kesepuluh, yaitu “suci dalam pikiran (husnudzan), ucapan (berkatalah yang baik atau diam, perbuatan (amal saleh).

Semoga Tri Satya dan Dasa Dharma tidak hanya dihafal, namun diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam Pramuka!

Penulis adalah kontributor NU Online Jabar dan guru ngaji anak-anak