• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Opini

Koalisi Santri dan PBNU dalam Mendukung Pembangunan Masyarakat Madani Melalui Lagu Nusantara

Koalisi Santri dan PBNU dalam Mendukung Pembangunan Masyarakat Madani Melalui Lagu Nusantara
Penyambutan para pengurus PBNU (Foto: Tangkap layar Kanal YouTube TVNU)
Penyambutan para pengurus PBNU (Foto: Tangkap layar Kanal YouTube TVNU)

Oleh Abdul Majid Ramdhani

Bagi masyarakat yang kurang setuju dengan pemilihan nama Nusantara untuk disematkan menjadi nama ibu kota negara  Indonesia yang baru merupakan kewajaran. Tentunya saya yakin bahwa penamaan tersebut telah melalui proses kajian dan pemerintah pusat. 


Dengan momentum kesinambungan acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) serta pencanangan kantor PBNU di ibu kota Nusantara Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Juga menyongsong Harlah Nahdlatul Ulama (NU) Ke-96 pada Senin, 31 Januari 2022 yang berlokasi di Dome Balikpapan. 


Hal ini menjadi menarik jika dikaitkan dengan judul lagu 'Nusantara' buah karya "mbah-mbah" kita Koes Plus yang sangat fenomenal, selain memang Koes Plus mencipta lagu-lagu bernuansa keindonesiaan, cinta tanah-air dan lain sebagainya. 


Perhatikan lirik lagu Nusantara berikut; 


Di Nusantara yang indah rumahku,

Kamu harus tahu, tanah permata tak pernah kecewa.

Di khatulistiwa.

Hutannya lebat seperti rambutku,

Gunungnya tinggi seperti hatiku.

Lautnya luas seperti jiwaku.

Alamnya ramah seperti senyumku 


Jelas lagu itu menggambarkan situasi serta kondisi keadaan Indonesia pada kisaran Tahun 1970'an.


Seandainya pesan moral dari karangan lagu 'simbah' Koes Plus itu dapat ditransformasikan pada ibu kota negara baru bernama: Nusantara, atau barangkali juga diterapkan sebagai sikap masyarakatnya. Syukur-syukur sampai generasi yang mana pun tumbuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT. 


Rangkaian kegiatan Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Perencanaan Pembangunan Kantor di IKN diawali dengan istighosah bersama masyarakat nahdliyin di ibu kota Nusantara Penajam Paser Utara, Kaltim. Serta sambutan dari Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, periode 2021-2026. 


Beliau yang acapkali disapa Gus Yahya ini ternyata pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dipercaya sebagai juru bicara presiden. Gus Yahya juga masih merupakan keponakan dari KH Mustofa Bisri. (Gus Mus). 


Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren al-Hamidiyah Kota Depok 


Opini Terbaru