• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Opini

Kemuliaan atau Kehinaan

Kemuliaan atau Kehinaan
Kemuliaan atau Kehinaan
Kemuliaan atau Kehinaan

Kita tidak bisa mengontrol apa omongan orang lain terhadap kita. Orang mau memuji atau menghina, setiap saat kita akan menghadapinya. Akan pegel kalau kita selalu mengklarifikasi atau menjelaskan diri kita. Akan capek kalau kita melambung tinggi setiap ada yang memuji kita.


Saya pribadi selalu terus belajar untuk tidak terbang karena pujian, dan tidak tumbang karena cercaan. Masih terus belajar.


Kalau kita mudah tersinggung atas omongan orang lain, mungkin itu karena kita memandang diri kita terlalu tinggi padahal orang lain melihat kita biasa saja. Atau kalau kita mudah melambung tinggi karena pujian orang lain, jangan-jangan kita mengidap inferiority complex dan karenanya haus akan pujian. Amit-amit dah!


Al-Quran menggambarkan orang yang paling mulia itu adalah orang yang bertakwa. Nabi Muhammad menjelaskan bahwa orang terbaik itu yang paling bermanfaat buat sesama. Jadi, kemuliaan atau kehinaan itu bukan soal jenis kelamin, status sosial, orientasi seks, warna kulit, etnik, gelar sarjana, ataupun jabatan dan kemewahan. Tapi seberapa baik kita menjaga hablum minallah (relasi dengan Sang Pencipta) dan hablum minannas (relasi dengan orang lain), siapapun kita dan apapun pilihan hidup kita.


Yang jelas kalau anda gemar menghina orang lain, hobi komentar negatif, menyebar kebencian dan merasa diri lebih baik dari orang lain, ya sudah jelas lah kualitas anda seperti apa. Gak usah dibahas, apalagi dilaporkan ke Polisi, cukup di-ignore atau di-blok saja.


Hidup kita terlalu asyik untuk membuang waktu meladeni orang kayak gini. Setuju?


Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School


Opini Terbaru