• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 1 Mei 2024

Kabupaten Cirebon

Haul Buntet Pesantren, Mahfud MD Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan Para Kiai

Haul Buntet Pesantren, Mahfud MD Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan Para Kiai
Haul Buntet Pesantren, Mahfud MD Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan Para Kiai
Haul Buntet Pesantren, Mahfud MD Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan Para Kiai

Cirebon, NU Online Jabar
Pondok pesantren memiliki jasa yang besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Jika dulu para kiai tidak mengajak masyarakat untuk melawan penjajah, maka bisa saja hingga hari ini Bumi Pertiwi belum merdeka. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia (RI) Mahfud MD saat memberikan sambutan dalam acara Haul Buntet Pesantren Sabtu (5/8/2023).


"Negara merdeka itu menjadi prasyarat supaya Indonesia bisa maju. Selain itu, kemerdekaan juga sebagai jalan untuk beribadah bagi umat Islam," ujar Mahfud.


Ia menegaskan bahwa merebut kemerdekaan itu wajib. Itulah mengapa para ulama mengajak untuk berjuang melawan penjajah.


"Maka tak heran dulu Hadratusyaikh KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad. Kemerdekaan itu sifatnya Fardhu Ain, yang artinya wajib bagi setiap orang," kata dia.


"Kombinasi menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan Mars Syubbanul Wathan seperti yang tadi dilakukan menjadi bukti kecintaan terhadap Tanah Air. Hal itu dikuatkan dengan syair 'mencintai Tanah Air merupakan bagian dari iman," imbuhnya.


Menurutnya, Nasionalisme yang seperti itu lahir dari dunia pesantren. Lembaga pendidikan tersebut selalu menekankan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa. "Nasionalisme Indonesia itu merupakan perpaduan antara nasionalisme Islam dan kebangsaan," ucap Mahfud.


Maka dari itu, Mahfud mengajak warga untuk meneladani ketekunan para almarhumin baik dalam mendidik maupun berjuang bagi bangsa.


"Haul itu kebalikan dari maulid, yakni peringatan hari wafat. Sedangkan maulid merupakan peringatan hari lahir," jelas Mahfud.


"Biasanya harlah itu dilakukan di seluruh dunia, tapi haul hanya ada di pesantren yang memperingati hari wafatnya seseorang yang dinilai berjasa bagi masyarakat," imbuhnya.


Menurut Mahfud, haul bertujuan untuk mengenang jasa pendahulu dan mengikuti atau melanjutkan jejak perjuangannya. Perjuangan para kiai dalam memperjuangkan kemerdekaan itu menurut Mahfud senada dengan firman Allah SWT surat Yunus ayat 62:


اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ  


"Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih."


Ia menambahkan, jasa para kiai dalam mendidik dan berjuang harus dikenang. Hal itu senada dengan QS. Al-Baqarah: 154. Allah Swt berfirman:


وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ


"Janganlah kamu mengatakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Namun, (sebenarnya mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."


"Meskipun fisiknya sudah mati, tapi jasa-jasa mereka hidup bersama kita. Meskipun telah wafat, namun beliau-beliau masih bisa mendidik umat dengan jasanya," kata Mahfud.


Oleh sebab itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk meneladani dan meniru perjuangan para pendahulu dalam mendidik dan berjuang bagi bangsa.


Pewarta: Sofhal Adnan


Kabupaten Cirebon Terbaru